DBS: BI akan Tunda Menurunkan Suku Bunga karena The Fed Hawkish

Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi. BI mulai menaikkan suku bunga acuannya sejak Agustus tahun lalu. Suku bunga dikerek sebesar 225 bps sehingga saat ini menjadi 5,75%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
7/7/2023, 19.11 WIB

Bank DBS memperkirakan Bank Indonesia atau BI akan menunda pemangkasan suku bunga acuannya karena bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve secara mengejutkan memberi sinyal hawkish pada pertemuan bulan lalu. BI kemungkinan akan menurunkan suku bunganya paling cepat akhir tahun ini.

Ekonom Senior DBS Bank Radhika Rao menyebut, BI punya banyak pertimbangan dalam menentukan arah kebijakan moneternya ke depan. Meski demikian, The Fed akan menjadi faktor yang paling diperhatikan BI saat ini.

"Jika The Fed benar-benar menaikan suku bunganya dua kali lagi, saya pikir ekspektasi kita bahwa BI bisa menurunkan suku bunga akan tertunda," kata dia dalam diskusi daring, Jumat (7/7).

The Fed memberi sinyal hawkish meski memutuskan mengambil jeda kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan lalu. Hawkish biasa muncul sebagai respons untuk menggambarkan kebijakan moneter yang cenderung kontraktif, seperti menaikkan suku bunga atau mengurangi neraca bank sentral. Sebaliknya, ketika bank sentral berbicara tentang penurunan suku bunga atau meningkatkan pelonggaran kuantitatif untuk merangsang ekonomi, pasar biasanya menyebutnya sebagai dovish.

Dot-plot rapat menunjukkan mayoritas anggota komite pembuat kebijakan menginginkan kenaikan suku bunga dua kali lagi tahun ini untuk mencapai target inflasi di bawah 2%.  Sinyal hawkish itu kembali dipertegas dalam pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di depan Kongres AS beberapa pekan lalu. Notulen rapat yang dirilis beberapa hari lalu juga memuat rencana itu, meski turut mengungkap kemungkinan kenaikannya tidak seagresif sebelum-sebelumnya.

Sinyal hawkish tersebut telah mengubah perkiraan Radhika dan timnya terhadap jadwal pemangkasan suku bunga BI. Sebelum pertemuan Juni itu, ia memperkirakan The Fed mungkin akan terus menahan suku bunga sampai akhir tahun. Dengan perkiraan tersebut, ada peluang BI mulai memangkas suku bunga pada Agustus atau September 2023.

"Sekarang dengan The Fed sangat hawkish, saya agak khawatir bahwa Bank Indonesia kemungkinan tidak akan memangkas suku bunga selama suku bunga di AS masih terus naik," kata dia.

Menurutnya, probabilitas terbesar menunjukkan bahwa BI akan memangkas suku bunga acuan pada akhir tahun ini. Namun,ada kemungkinan kecil BI membutuhkan waktu lebih lama untuk memangkas suku bunga, yakni di kuartal pertama tahun depan.

Inflasi yang terus melandai dan terkendali akan menjadi alasan utama BI memangkas suku bunga. Selain itu, pemangkasan bunga diharapkan membantu pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, BI juga akan mempertimbangkan penurunan suku bunga untuk menjaga penyaluran kredit dan menjaga kondisi keuangan tetap longgar

BI mulai menaikkan suku bunga acuannya sejak Agustus tahun lalu. Suku bunga dikerek sebesar 225 bps sehingga saat ini menjadi 5,75%. Kenaikan bunga tersebut seiring kenaikan inflasi sejak pertengahan tahun lalu serta The Fed dan mayoritas bank sentral utama lainnya di dunia yang lebih dulu memperketat kebijakan moneternya. The Fed telah mengerek suku bunga acuannya 500 bps menjadi 5-5,25% dan ada peluang kenaikan 50 bps lagi di sisa tahun ini.

Reporter: Abdul Azis Said