Pengusaha di Asia Tenggara membidik peningkatan kerja sama dengan Kanada untuk sejumlah sektor. Sektor-sektor tersebut di antaranya digital, perdagangan, dan investasi.
Wakil Ketua ASEAN-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Bernardino Vega mengungkapkan, para pelaku usaha di Asia Tenggara dan Kanada berupaya memperkuat kerja sama ekonomi. ASEAN-BAC menjembatani upaya kolaborasi itu.
“Di bidang transformasi digital, ASEAN-BAC siap memfasilitasi investor dari Kanada dan juga negara-negara di seluruh dunia agar terhubung dengan perusahaan startup, teknologi, dan infrastruktur digital di ASEAN,” kata Dino dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (26/7).
Pada 18-20 Juli 2023 lalu, Dino bersama sejumlah delegasi berkunjung ke Toronto dan Montreal. Di sana, para delegasi ASEAN-BAC bertemu pejabat pemerintah dan pelaku usaha.
Dino mengajak pejabat dan pelaku usaha itu untuk menghadiri ASEAN Business Investment Summit 2023 dan Asean Business Awards 2023. Acara tersebut akan diselenggarakan di Jakarta pada 3-4 September 2023.
Tak hanya itu, selama di Kanada, ASEAN-BAC juga berusaha memfasilitasi program pelatihan dan inisiatif berbagi pengetahuan antarbisnis, lembaga penelitian, dan hub teknologi bagi negara-negara anggota ASEAN maupun Kanada. Hal ini tersebab maraknya transformasi digital yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan.
Di Indonesia, transformasi digital telah dilakukan oleh Astra International, Indika Energy, Sinar Mas, Bakrie Group, East Ventures, dan Mayora Group. Untuk itu, Dino mengatakan pihaknya siap mendidik tenaga kerja terampil di bidang teknologi digital untuk mendorong inovasi lintas budaya.
Sebab, pelaku bisnis harus mampu menavigasi kompleksitas transformasi digital secara efektif. “Diperlukan insight mengenai kerangka hukum, kepatuhan pada aturan, dan tren industri yang berlaku di setiap negara,” ujarnya.
Pentingnya CEPA
Delegasi ASEAN-BAC juga mendorong adanya ASEAN-Kanada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Indonesia-Canada CEPA (ICA-CEPA). Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, nilai perdagangan antara Kanada dengan Indonesia mencapai US$4,28 miliar.
Komoditas ekspor utama Kanada ke Indonesia adalah sereal dengan nilai US$511,37 juta. Sementara, komoditas utama perdagangan dari Indonesia ke Kanada adalah karet dengan nilai US$195,34 juta.
Nantinya, dengan ratifikasi ICA-CEPA, kerja sama perdagangan dan nilai investasi pada bidang ekonomi digital, barang yang bernilai tambah dari pertambangan, serta pendidikan akan lebih banyak. “CEPA perlu untuk didorong agar aktivitas perdagangan antara ASEAN dan Kanada, dan Kanada dengan Indonesia, bisa terus terjalin baik dan semakin meningkat,” ucap Dino.
Sementara itu, Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid mengatakan, untuk menghadapi perlambatan ekonomi global, ASEAN memperkuat kerja perekonomian seiring dirampungkannya putaran kelima perundingan ASEAN-Canada Free Trade Agreement pada 2 Juni 2023.
Perundingan ini berhasil mencapai sejumlah kemajuan substantif pada pembahasan 19 isu, di antaranya terkait perdagangan barang, jasa, dan investasi. “Saya optimistis perundingan ini akan rampung pada tahun ini,” ujar Arsjad.
Kanada adalah mitra penting bagi ASEAN ihwal kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi. Indonesia menjadi contoh konkret eratnya hubungan dengan Kanada. Pada tahun 2022, Kanada tercatat sebagai investor asing peringkat ke-15 di Indonesia.
“Investasi Kanada di Indonesia selama kurun waktu 2018-2022 tercatat sebesar US$964,5 juta yang tersebar di 761 proyek,” jelas Arsjad. Menurutnya, ini patut diapresiasi.
Pada lain pihak, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy Azis Armand mengaku perseroan terus mendukung pengembangan teknologi. Hal ini sejalan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja untuk hasil yang optimal. “Teknologi menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan keberlanjutan,” tutur Azis.
Sementara itu, Chairman & CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Franky Oesman Widjaja yakin perkembangan teknologi digital merupakan peluang. “Kita harus melihat teknologi sebagai kesempatan untuk leapfrog. Di era Revolusi Industri 4.0, lonjakan eksponensial hanya dapat dicapai dengan penerapan teknologi,” tuturnya.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData