Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun ini mencapai 5,17% secara tahunan, di atas perkiraan pasar yang mayoritas meramal tak mencapai 5%. Mayoritas lapangan usaha tumbuh positif, terutama transportasi karena libur sekolah dan mudik Lebaran.
"Pertumbuhan ekonomi konsisten di atas 5% selama tujuh kuartal berturut-turut, menandakan perekonomian kita semakin stabil," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/8).
BPS mencatat, semua 17 lapangan usaha tumbuh positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor transportasi dan pergudangan yang melesat 15,28%. Pertumbuhan ekonomi lapangan usaha ini konsisten dua digit dalam enam kuartal terakhir.
Semua subsektor transportasi tumbuh moncer. Sub Sektor angkutan udara misalnya tumbuh 32,9% didorong peningkatan jumlah penumpang angkutan udara seiring peningkatan kunjungan wisatawan lokal dan asing. Angkutan laut dan angkutan rel juga tumbuh dua digit, didorong peningkatan jumlah peningang dan barang.
"Pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan sangat solid seiring peningkatan mobilitas masyarakat yang sangat tinggi," kata Edy.
Meski tumbuh kuat, sektor transportasi sebetulnya hanya menyumbang 5,9% dari total nilai ekonomi Indonesia pada kuartal kedua. Sektor ini tidak masuk dalam lima sektor usaha utama penyumbang terhadap ekonomi Indonesia.
Sementara itu, sektor industri pengolahan yang merupakan penyumbang terbesar ke ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan 4,88%. Pertumbuhannya lebih kuat dari kuartal kedua didukung permintaan domestik dan global yang masih kuat.
Beberapa subsektor industri pengolahan mencatatkan pertumbuhan positif. Industri makanan dan minuman tumbuh 4,62% didorong peningkatan produksi CPO dan CPKO serta peningkatan konsumsi mamin saat Idul Fitri dan Idul Adha. Industri logam dasar juga tumbuh tinggi 11,5% ditopang peningkatan permintaan ekspor komoditas baja dan feronikel, sementara peningkatan permintaan kendaraan listrik mendorong pertumbuhan industri alat angkutan hingga 9,7%.
Sektor pertanian sebagai kontributor terbesar kedua ke ekonomi hanya mampu tumbuh 2,02%. Sementara, kontribusi terbesar ketiga yakni perdagangan mampu tumbuh lebih kuat dari kuartal sebelumnya menjadi 5,25%. Kinerja moncer perdagangan ini ditopang peningkatan konsumsi dan mobilitas masyarakat. Di sisi lain, peningkatan kinerja perdagangan juga seiring peningkatan penjualan mobil dan motor.
Edy menjelaskan, penyumbang terbesarnya pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17% berasal dari industri pengolahan mencapai 0,98%. Sektor perdagangan menyumbang 0,68%, transportasi dan perdagangan 0.63%, informasi dan komunikasi 0,51%, serta sektor lainnya 2,37%.