Ekonomi RI Tumbuh Kuat pada Kuartal II, Bagaimana Hingga Akhir Tahun?

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.
Ilustrasi. Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2023 mencapai 5,17%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
7/8/2023, 17.14 WIB

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17% pada kuartal kedua tahun ini berkat momentum libur panjang dan Lebaran. Beberapa ekonom dan pemerintah optimistis perekonomian di semester kedua tahun ini bisa tetap tumbuh positif dengan dorongan konsumsi jelang Pemilu.

BPS menyebut perekonomian Indonesia konsisten tumbuh di atas 5% selama tujuh kuartal terakhir. Konsumsi rumah tangga dan investasi pada kuartal kedua ini tumbuh lebih kuat dibandingkan kuartal sebelumnya, mengkompensasi penurunan ekspor.

"Di semester kedua, biasanya di kuartal tiga, kami masih bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu syaratnya, kami genjot belanja pemerintah," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di kantornya, Senin (7/8).

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menyebut, tren positif permintaan domestik berpeluang masih berlanjut di paruh kedua tahun ini. Pendorong utamanya, berasal dari  peningkatan belanja kegiatan kampanye Pemilu 2024. Selain itu, belanja pemerintah juga cenderung meningkat menjelang akhir tahun.

"Efek gabungan ini kemungkinan akan memicu pertumbuhan lebih lanjut dalam belanja konsumen," kata Faiz dalam catatannya.

Di sisi lain, meredanya kekhawatiran resesi diharapkan dapat mendorong masyarakat kelas menengah atas makin optimistis berbelanja di semester kedua ini. Dengan demikian, ia optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa sesuai target pemerintah di 5,3%.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian melihat masih ada peluang pertumbuhan ekonomi di atas 5% untuk sisa tahun ini. Senada Faiz, Fakhrul menyebut konsumsi jelang Pemilu serta belanja pemerintah akan menyokong ekonomi pada kuartal tiga dan empat.

Pertumbuhan ekonomi juga masih bisa terjaga di atas 5% selama momentum harga komoditas tidak terlalu turun. Namun, ia melihat prospek harga komoditas masih akan tinggi pada sisa tahun ini dengan adanya kekhawatiran terhadap ketersediaan energi dan gelombang panas di belahan bumi utara.

Di sisi lain, menurut dia, sisi investasi akan relatif tertahan karena perilaku wait and see jelang Pemilu. "Pertumbuhannya belum akan sampai 6%, walaupun masih meningkat di kuartal ketiga itu lebih dikarenakan adanya fenomena low base effect," ujarnya.

Reporter: Abdul Azis Said