Postur RAPBN Tahun Terakhir Jokowi, Belanja Negara Tembus Rp 3.300 T

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/Spt.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua DPR Puan Maharani (kanan) menghadiri pidato pengantar RUU tentang APBN tahun anggaran 2024 beserta nota keuangannya pada rapat Paripurna DPR pembukaan masa persidangan I DPR tahun sidang 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2023).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
16/8/2023, 15.37 WIB

Pemerintah mengusulkan postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belana Negara (RAPBN) 2024 di hadapan DPR RI pada hari ini, Rabu (16/8). Presiden Joko Widodo mengusulkan defisit anggaran sebesar 2,29% PDB dengan belanja negara mencapai Rp 3.304,1 triliun.

Target belanja negara tahun depan meningkat Rp 180,4 triliun dari outlook belanja tahun ini. Belanja negara tahun depan mencakup belanja melalui pemerintah pusat sebesar Rp 2.446,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 857,6 triliun.

Secara tematik, belanja untuk pendidikan tetap dialokasikan seperlima dari belanja negara yakni Rp 660,8 triliun. Belanja pendidikandialokasikan melalui pusat sebesar Rp 237,3 triliun,  transfer ke daerah Rp 346,6 triliun dan investasi pendidikan Rp 77 triliun.

Belanja kesehatan juga ditetapkan sebesar Rp 186,4 triliun atau 5,6% dari anggaran negara tahun depan, meski kebijakan mandatory spending atau alokasi khusus sudah dihapus. Anggaran tersebut diarahkan untuk transformasi sistem kesehatan, mendorong berkembangnya industri farmasi yang kuat, dan kompetitif hingga mempercepat penurunan stunting.

"Untuk mempercepat penurunan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan, serta pembangunan SDM jangka panjang untuk memutus rantai kemiskinan, anggaran perlindungan sosial dialokasikan sebesa Rp 493,5 triliun," kata Jokowi di depan DPR RI, Rabu (16/8).

Sementara itu, anggaran infrastruktur dialokasikan sebesar Rp 422,7 triliun. Belanja diarahkan memperkuat penyediaan pelayanan dasar, peningkatan infrastruktur konektivitas hingga pemerataan akses teknologi informasi dan komunikasi.

Anggaran ketahanan pangan dialokasikan sebesar Rp 108,8 triliun. Anggaran diprioritaskan untuk peningkatan ketersediaan, akses, dan stabilisasi harga pangan, peningkatan produksi pangan domestik hingga pembangunan kawasan food estate.

Sementara itu, pendapatan negara ditaregtkan sebesar Rp 2.781,3 triliun, meningkat Rp 144,1 triliun dari perkiraan tahun ini. Pendapatn tersebut antara lain penerimaan perpajakan Rp 2.307,9 triliun dan PNBP sebesar Rp 473 triliun, serta hibah sebesar Rp 0,4 triliun.

Dengan target pendapatan dan belanja tersebut, defisit anggaran ditargetkan sebesar 2,29% PDB atau Rp 522,8 triliun. Keseimbangan primer negatif Rp 25,5 triliun didorong bergerak menuju positif.

Reporter: Abdul Azis Said