Presiden Joko Widodo mengalokasikan Rp 108,8 triliun untuk bidang ketahanan pangan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2024. Anggaran tersebut dialokasikan untuk membangun infrastruktur pangan, termasuk food estate atau kawasan lumbung pangan.
Jokowi menyatakan seluruh anggaran tersebut akan digunakan untuk meningkatkan ketersediaan, akses, dan stabilisasi harga pangan. Dana yang sama akan ditujukan untuk peningkatan produksi pangan domestik.
"Selain itu, dana tersebut digunakan untuk penguatan kelembagaan petani dan dukungan pembiayaan serta perlindungan usaha tani," kata Jokowi dalam Pidato Nota Keuangan 2023, Rabu (16/8).
Jokowi menilai anggaran ketahanan pangan 2024 akan diprioritaskan untuk mempercepat pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur pangan. Salah satu infrastruktur tersebut adalah pengembangan kawasan lumbung pangan atau food estate.
Seperti diketahui, setidaknya ada lima titik lumbung pangan di dalam negeri, yakni di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua. Total lahan yang akan digunakan untuk proyek ketahanan pangan tersebut mencapai 1,2 juta hektar.
Saat program diluncurkan, Jokowi menunjuk beberapa kementerian untuk terlibat di antaranya Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian PUPR. Jokowi menunjuk Prabowo sebagai koordinator lantaran menilai persoalan pangan juga bagian dari pertahanan yang tidak hanya berpusat pada pertahanan dalam bidang militer.
Lokasi food estate terakhir yang dikunjungi Jokowi adalah Food Estate Keerom di Papua. Jokowi mencatat potensi panen jagung dari Food Estate Keerom mencapai 7 ton per hektar. Angka tersebut lebih tinggi 25% dari rata-rata panen jagung nasional sebesar 5,6 ton per hektar.
"Ini sudah 7 ton per hektar karena saya lihat tanahnya sangat subur, tapi airnya perlu dikelola dengan baik," kata Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Kamis (6/7).
Namun Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengakui performa Food Estate Keerom dalam panen jagung kali ini kurang optimal. Salah satu evaluasi yang disoroti Jokowi adalah lebar saluran irigasi yang mencapai 12 meter.
Oleh karena itu, Jokowi telah menginstruksikan agar saluran irigasi tersebut dipersempit menjadi sekitar 5,5 meter. "Panen yang kedua saya akan lihat lagi sampai betul-betul semua jagungnya gede-gede,," katanya.