Indonesia berpotensi menjadi lokasi investasi yang menarik, setara dengan Sillicon Valley di Amerika Serikat. Ekonom senior Chatib Basri menyebut peluang Indonesia sebagai pusat investasi sangat besar mengingat kondisi perekonomian saat ini merupakan yang terbesar di ASEAN.
"Asia Tenggara adalah kawasan dengan ekonomi senilai US$ 3 miliar, dan bicara Indonesia, 50% masyarakat ASEAN ada di Indonesia dan lebih dari US$ 1 triliun ada di Indonesia," kata Chatib dalam ASEAN Investment Forum 2023, Minggu (3/9).
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi dunia saat ini berpusat pada India, Cina, dan Asia Tenggara atau sekitar yang rata-rata tumbuh mencapai 5%. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara maju sekitar 1,6%.
Chatib mengatakan, resep kesuksesan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan ASEAN adalah perdagangan dan industrialisasi. Menurutnya, hal yang sama sebelumnya pernah terjadi di Asia Timur, seperti Jepang, Cina, dan Korea Selatan.
Meski demikian, Chatib mengingatkan, ada banyak tantangan yang dihadapi ekonomi ASEAN. Salah satunya, potensi disrupsi rantai pasok global seperti yang terjadi saat pandemi Covid-19.
Adapun untuk menghadapi masalah disrupsi rantai pasok global, ia menekankan pentingnya menjaga kerja sama antara negara ASEAN dalam menghadapi kondisi tersebut. Kerja sama, menurut dia, dapat dilakukan pada skala multilateral. Strategi seperti ini, menurut dia, cukup berhasil saat Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali.
"Kita mulai membahas dari satu lah yang dapat disetujui semua pihak. Di situasi seperti ini, kesepakatan bilateral sulit dilakukan dan kami juga tidak yakin dengan WTO (organisasi perdagangan dunia)," kata dia.
Disrupsi rantai pasok global antara lain berpotensi terjadi pada komoditas pangan. Kondisi cuaca ekstrim El Nino diperkirakan akan berpengaruh pada stok pangan global. Presiden Joko Widodo sebelumnya juga telah mengingatkan bahwa sebanyak 19 negara telah memutuskan untuk menyetop ekspor pangan.
Chatib mengatakan, negara-negara ASEAN dapat mendorong kerja sama yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah disrupsi rantai pasok global melalui Kemitraan Ekonomi Regional Komprehensif atau RCEP. Selain masalah disrupsi rantai pasok global, kerja sama juga dapat dilakukan pada isu atau bidang lainnya.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData