Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan dalam mengelola keuangan negara sebagai alat mencapai cita-cita kesejahteraan Tanah Air.
Dalam pidatonya di acara wisuda Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN 2023, Kamis (5/10), bendahara negara itu menjelaskan tiga PR keuangan negara untuk para wisudawan yang nantinya akan bekerja untuk negara.
Pekerjaan rumah pertama yang harus diselesaikan adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dan kesehatan.
Ia mengatakan RI memiliki 275 juta SDM yang sebagian besar adalah generasi muda. Namun, hanya sedikit yang memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan atau bahkan mendapatkan kebutuhan gizi yang baik.
“Pikirkan pada saat anda ditugaskan di mana saja di keuangan negara, anda mengelola alat untuk mencapai kesejahteraan dan kebutuhan investasi SDM sangat besar, seperti miskin ekstrem, mereka yang kurang gizi sehingga mengalami stunting, sehingga dia tidak akan mungkin sekolah setinggi kalian, apalagi mendapatkan IPK 3,87 atau 3,88,” papar Sri Mulyani.
Ia menegaskan kepada para wisudawan untuk menyadari bahwa masih banyak rakyat Indonesia yang membutuhkan bantuan dari keuangan negara.
Maka itu, Sri Mulyani menyampaikan PR kedua adalah memeratakan pembangunan untuk kesejahteraan. Dia mengatakan saat ini Indonesia masih memiliki daerah terluar, tertinggal dan termiskin (3T). Menurut dia, keuangan negara bisa jadi instrumen untuk menyelesaikan masalah ini.
“Keuangan negara adalah instrumen penting belajar terus bagaimana kita bisa mengelola keuangan negara menjawab masalah itu. Tanpa keuangan negara tidak mungkin tercapai dan memecahkan masalah dari mulai kualitas sdm dan infrastruktur serta menghilangkan daerah 3T,” katanya.
PR keuangan negara kedua adalah bagaimana Indonesia dapat berkompetisi negara lain? Dia meminta para lulusan untuk memiliki wawasan yang luas soal ekonomi, tidak hanya dalam negeri melainkan juga dunia.
"Negara lain maju, menguatkan pondasi ekonomi, menyiapkan rakyatnya, membangun infrastruktur, jangan sampai Indonesia terhenti dan tertinggal. Jangan sampai anda menjadi bagian dari masyarakat yang hanya mengkritik, karena kalian yang harus bekerja dan mengerjakan serta mencari solusi," kata dia.
Sri Mulyani mengatakan tantangan terakhir adalah keadaan dunia yang terus berubah. Menurut dia, dalam tahun-tahun terakhir ini kondisi dunia sangat cepat berubah, mulai dari terjadinya pandemi Covid-19 hingga fenomena El Nino yang menyebabkan kelangkaan pangan.
Semua perubahan itu membutuhkan respons yang tepat dan cepat. Sri Mulyani berharap para lulusan tidak cepat berpuas diri hanya dengan berhasil lulus dari STAN, lalu menjadi apatis terhadap masalah negara.
“Kementerian keuangan harus terus meneliti mewaspadai merumuskan dan membuat respon kebijakan keuangan. Sering kita bekerja dalam sunyi kalau Indonesia baik-baik saja berarti keuangannya baik. Tapi kalo ekonominya porak poranda berarti itu keuangan negaranya tidak dikelola dengan baik,” katanya.