Cina, Malaysia, dan Timur Tengah jadi Primadona Tujuan Ekspor RI

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.
Ilustrasi. Cina masih menduduki posisi penting dalam Trade Expo Indonesia 2023.
Penulis: Agustiyanti
5/10/2023, 17.27 WIB

Kementerian Perdagangan memperkirakan, mayoritas transaksi dalam Trade Expo Indonesia 2023 masih akan dilakukan dengan mitra dari Cina meski ekonomi negara tersebut tengah melambat. 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan, Cina masih menduduki posisi penting dalam TEI 2023. Ia mengakui perekonomian di Negeri Panda melemah, tetapi serapan produk lokal ke sana masih tinggi.

"Kalau Cina itu, apapun barangnya akan diserap sepanjang dia memang produksinya tidak ada, atau produksinya ada tapi kecil," kata Didi dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (5/10).

Didi meramalkan negara lain selain Cina yang akan menjadi pembeli besar dalam TEI 2023 adalah Malaysia. Menurutnya, kedua negara tersebut telah menjadwalkan penandatanganan nota kesepahaman terkait perdagangan dalam TEI 2023.

Selain itu, menurut dia, pembeli negara-negara di Timur Tengah cukup menjanjikan dalam TEI 2023. Ini seiring dengan rampungnya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Emirat Arab.

Didi menjelaskan, negara-negara di Timur Tengah memiliki asosiasi regional yang mirip dengan ASEAN. Namun, rampungnya kerja sama dengan Uni Emirat Arab membuat Indonesia dapat melakukan perdagangan dengan seluruh negara-negara di Timur Tengah.

Ia menilai, penyelesaian Indonesia-UEA CEPA memberikan energi baru bagi kinerja perdagangan nasional. Didi menjelaskan,  pemerintah sebelumnya kesulitan melakukan perdagangan dengan negara-negara di Timur Tengah karena belum adanya kesepakatan dagang dengan persatuan negara-negara Timur Tengah.

"UEA ini negara yang bisa menjadi hub ke negara Timur Tengah lainnya. Bekerja sama dengan UEA saja rasanya cukup untuk menjangkau semua negara di TImur Tengah," katanya.

Adapun transaksi dalam TEI pada tahun ini ditargetkan mencapai US$ 11 miliar, lebih besar dibandingkan tahun lalu US$ 10 miliar.  Didi optimistis, nilai transaksi selama TEI 2023 kemungkinan besar melampaui target. Ini seiring dengan realisasi transaksi pada TEI 2022 yang melebih target menjadi sekitar US$ 15 miliar.

"Dari nota kesepahaman perdagangan yang sudah kami kumpulkan dari beberapa perwakilan perdagangan kami sudah mencapai US$ 9,2 miliar untuk TEI 2023. Mudah-mudahan capaian ini terus bergulir," ujarnya.

Didi masih enggan mengumumkan negara mana saja yang telah melakukan nota kesepahaman tersebut. Menurutnya, transaksi juga dapat terus tumbuh sebelum TEI 2023 berlangsung.

TEI 2023 akan dilakukan secara luring dan daring. Kegiatan TEI secara luring akan digelar di ICE BSD, Tangerang pada 18 Oktober sampai 22 Oktober 2023.

Didi mengatakan, penyelenggaraan TEI 2023 secara daring akan berlangsung lebih lama atau hingga 18 Desember 2023. Oleh karena itu, ia menjadwalkan penghitungan transaksi TEI 2023 sebanyak dua kali, yakni saat penutupan TEI secara luring dan daring.

"Oktober-Desember 2023 masih memungkinkan menambah beberapa nota kesepahaman atau kontrak dagang secara virtual," kata Didi.

Reporter: Andi M. Arief