Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso akan menjadikan kuota impor beras dari Cina sejumlah 1 juta ton sebagai asuransi untuk memastikan cadangan beras pemerintah. Menurutnya, kuota tersebut akan direalisasikan jika produsen beras dari negara asal impor lain sudah tidak bisa mengirim berasnya ke dalam negeri.
Ia menjelaskan, beras akan diimpor dari Vietnam, Thailand, Kamboja, dan Pakistan. Buwas mengatakan kuota impor asal Negeri Panda tersebut baru akan direalisasikan tahun depan.
"Kuota impor dari Cina itu jaminan buat saya, supaya masyarakat juga aman. Tidak ada ketakutan bawah Bulog tidak mendapatkan beras," kata Buwas di kantornya, Rabu (18/10).
Buwas menilai, jaminan kuota impor beras dari Cina untuk membantu menjaga stabilitas harga beras di dalam negeri. Jaminan beras impor akan menjamin ketersediaan beras di dalam negeri melalui Cadangan Beras Pemerintah oleh Bulog
Buwas menekankan jaminan beras di Negeri Tirai Bambu akan didatangkan dengan harga kompetitif. Harga beras tersebut akan sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah untuk beras.
HPP yang ditetapkan pemerintah saat ini adalah Rp 5.000 per kg untuk Gabah Kering Panen di tingkat petani dan Rp 5.100 per kg di tingkat penggilingan. Sementara itu, HPP Gabah Kering Giling di tingkat penggilingan dinaikkan menjadi Rp 6.200 per Kg di tingkat penggilingan dan Rp 6.300 di tingkat Bulog.
Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal menyampaikan Bulog telah menyiapkan strategi pemenuhan CBP dari dalam maupun luar negeri. Menurutnya, hal tersebut penting agar CBP dapat terjaga di atas 1 juta ton, tepatnya sejumlah 1,2 juta ton setiap saat.
Dia menegaskan, Bulog akan tetap memprioritaskan pemenuhan CBP dari hasil produksi dalam negeri. Pemenuhan CBP dari produksi dalam negeri harus sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah atau HPP yang ditetapkan oleh pemerintah.
Badan Pangan Nasional atau NFA mendata rata-rata nasional harga beras medium telah mencapai Rp 13.220 per kilogram (kg) hari ini Rabu (18/10). Angka tersebut naik 19,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 11.070 per kg.
Harga tertinggi beras medium ditemukan di Papua atau mencapai Rp 15.690 per Kg. Sementara itu, harga terendah beras medium ada di Kalimantan Selatan, yakni Rp 12.170 per Kg.
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan, dirinya telah berbicara Presiden Bangladesh Mohammed Shahabudin dan Perdana Menteri Cina Li Qiang. Presiden juga telah menghubungi Perdana Menteri India Narendra Modi soal kebutuhan beras Indonesia.
"Kami masih lihat dari mana bisa membeli untuk tahun depan," kata Jokowi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9) seperti disiarkan dalam Youtube Sekretariat Presiden.
Meski demikian, keputusan asal negara impor masih menunggu negosiasi yang dilakukan Perum Bulog. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah harga harus cocok.
"Kalau saya dengan para perdana menteri sudah oke, tapi kalau harganya tidak nyambung, tidak ketemu," katanya.