Pola Konsumsi Gen Y dan Z dengan Paylater Ikut Topang Ekonomi RI

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memasukkan data pinjaman online (pinjol) ke dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) atau dulu dikenal BI Checking. Saat ini catatan utang pinjol masyarakat belum tercatat dalam SLIK. Yang tercatat baru pinjaman paylater dan kartu kredit bank.\\
Penulis: Agustiyanti
13/11/2023, 06.30 WIB

Gen z dan paylater sering diasumsikan negatif, terutama setelah viral pembahasan terkait calon pelamar gen z yang tak lolos seleksi karena skor kredit buruk. Namun, Bank Indonesia melihat, pola konsumsi gen z dan milenial yang antara lain menggunakan paylater menjadi salah satu sumber pertumbuhan konsumsi rumah tanggga.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia Erwindo Kolopaking  menjelaskan, komsumsi rumah tangga masih akan menjadi penopang perekonomian. Salah satunya dari sektor makanan dan minuman, serta aktivitas lainnya yang bersumber dari pola konsumsi generasi milenial dan gen z. 

"Ditambah lagi kemudahan financing, bukan dari perbankan tapi sektor keuangan nonbank yang sangat mudah, seperti paylater, karena praktis. Itu yang kemudian membuat ekonomi bergerak," ujar Erwindo saat berbincang dengan media di Raja Ampat, Papua Barat, akhir pekan lalu. 

Ia mengatakan struktur penduduk Indonesia yang kini didominasi generasi milenial dan gen z yang berada di usia produktif menjadi salah satu keberuntungan bagi Indonesia. Kondisi berbeda terjadi di banyak negara, terutama negara maju yang kini didominasi penduduk usia tua. 

"Kalau di negara maju, usia produktifnya sangat rendah. Jadi gap antara usia produktifnya sangat tinggi,” kata Erwindo.

Namun demikian, menurut dia, perlu memastikan agar struktur pertumbuhan dari pola konsumsi generasi milenial dan gen z dapat menggerakan lapangan usaha lainnya secara maksimal sehingga memberikan hasil yang signifikan terhadap perekonomian. 

Konsumsi rumah tangga menjadi penopang ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini.  Badan Pusat Statistik melaporkan konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 2,63% dari total pertumbuhan ekonomi secara tahunan sebesar 4,97%. 

“Konsumsi rumah tangga terus tumbuh seiring terkendalinya inflasi,” ujar Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers pengumuman produk domestik bruto kuartal III 2023.

Meski demikian, ia menjelaskan bahwa kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap sumber pertumbuhan pada kuartal III-2023 relatif lebih kecil dibandingkan kontribusi pada kuartal II-2023 lalu yang sebesar 2,77%.  “Karena konsumsi rumah tangga telah mencapai puncaknya pada kuartal II-2023,” ujar Amalia.

Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2023 juga ditopang olek komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dengan sumber pertumbuhan sebesar 1,81%, diikuti oleh komponen Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 0,07%.

Berdasarkan pertumbuhannya, konsumsi rumah tangga naik 5,06%, komponen PMTB tumbuh 5,77%, dan komponen LNPRT tumbuh 6,21%.  “PMTB didorong oleh pertumbuhan barang modal bangunan, kendaraan, CBR, serta produk kekayaan intelektual, sedangkan LNPRT didorong oleh peningkatan aktivitas partai politik,” ujar Amalia.

Bank Indonesia menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,97% pada kuartal III 2023 tetap kuat di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global. Bank Sentral pun memperkirakan, pertumbuhan ekonomi  ke depan akan didukung oleh permintaan domestik, baik konsumsi swasta dan pemerintah, maupun investasi. BI pun memperkirakan ekonomi tahun ini tumbuh 4,5%-5,3%.