Bank investasi asal Amerika Serikat, Goldman Sachs, memproyeksikan peningkatan hasil investasi pada sektor komoditas selama 12 bulan ke depan. Hal ini didorong pemulihan harganya di pasar spot, seiring meredanya pengetatan kebijakan moneter dan ketakutan resesi. Di sisi lain, komoditas tambang menjadi aset lindung nilai yang positif terhadap risiko pasokan dan geopolitik.
Perusahaan memperkirakan hasil investasi sebesar 21% pada produk komoditas dalam jangka waktu 12 bulan pada Indeks Komoditas S&P GSCI, yang didominasi oleh minyak. Sebesar 31% dari sektor energi dan 17,8% dari logam industri. Sebagai informasi, indeks S&P GSCI telah turun 0,8% pada tahun ini.
"Kami merekomendasikan untuk memegang investasi pada komoditas pada 2024, karena siklus yang membaik untuk harganya dan menjadi lindung nilai terhadap gejolak pasokan," tulis bank tersebut dalam catatannya yang terbit pada Minggu (12/11), dikutip dari Reuters.
Pemulihan harga tahun depan juga akan dipicu rencana The Federal Reserve Amerika Serikat dan Bank Sentral Eropa yang tidak lagi menaikkan suku bunga. Kebijakan ini dapat meredakan tekanan pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan mendukung permintaan komoditas.
Kenaikan hasil investasi pada komoditas juga akan didukung oleh penurunan persediaan minyak yang dipicu kebijakan negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan permintaan logam untuk energi hijau, terutama dari Cina.
"Energi dan emas juga dapat menjadi lindung nilai yang efektif terhadap gejolak pasokan negatif, dari perkembangan geopolitik atau lainnya. Terutama ketika aset lain (mengalami penurunan pertumbuhan," tulis Goldman Sachs.
Bank ini berharap ketahanan berkelanjutan pada permintaan akan mendorong pemulihan harga minyak. Kondisi ini biasanya terjadi pada kuartal keempat setiap tahunnya.
Perkiraan pasokan dari beberapa produsen minyak membuat Goldman Sachs menurunkan perkiraan harga rata-rata Brent pada 2024 dari US$ 98 menjadi US$ 92 per barel. Untuk logam, perusahaan memproyeksikan pengetatan tajam dalam stok tembaga dan aluminium hingga pertengahan dekade ini, mendorong kenaikan harga mulai dari paruh kedua tahun 2024.