Indonesia dan Korsel Sepakat Mulai Tinggalkan Dolar AS Tahun Depan

Perry Warjiyo, RHEE, Gubernur BI
Situs Bank Indonesia
Gubernur BI Perry Warjiyo (kanan) dan Gubernur Bank of Korea Mr. RHEE (kiri) menyepakati penggunaan mata uang lokal dalam transaksi keuangan dan ekonomi (Local Currency Transaction/LCT) dengan target implementasi pada 2024 di sela-sela High Level Meeting BI-BOK pada Minggu (10/12).
Penulis: Agustiyanti
10/12/2023, 17.48 WIB

Bank Indonesia dan Bank of Korea sepakat untuk mengimplementasikan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi keuangan dan ekonomi atau Local Currency Transaction mulai tahun depan. Kesepakatan transaksi LCT ini akan mengurangi ketergantungan penggunaan dolar AS dalam transaksi keuangan dan ekonomi antara kedua negara. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, kesepakatan in merupakan inisiatfi kedua bank sentral untuk mendorong penggunaan mata uang lokal. Melalui implementasi ini, perdagangan antarnegara dapat menggunakan kuotasi nilai tukar secara langsung yang disediakan oleh bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD) sehingga memberikan opsi bagi dunia usaha dalam melakukan transaksi perdagangan dan meningkatkan efisiensi transaksi.

"Penggunaan mata uang lokal yang luas akan memperkuat stabilitas makroekonomi. Kolaborasi ini akan memperkuat kerja sama keuangan bilateral antara Korea dan Indonesia," ujar Perry dalam siaran pers, Minggu (10/12). 

Sebagai langkah awal implementasi LCT, BI dan BOK sepakat untuk menyusun sebuah framework LCT dalam suatu Operational Guidelines. Inisiatif ini jugamerupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama penggunaan mata uang lokal kedua bank sentral yang disepakati pada Mei 2023.

Menurut Perry, kerangka LCT akan memfasilitasi penyelesaian transaksi pembayaran lintas negara di area perdagangan dan diharapkan dapat meminimalisasi eksposur risiko nilai tukar dan biaya bagi pelaku usaha dan pengguna lainnya.

Perbankan di Indonesia dan Korea dapat melakukan kuotasi nilai tukar secara langsung sehingga risiko nilai tukar dan biaya yang timbul dari transaksi tersebut dapat berkurang, serta meningkatkan efisiensi yang diharapkan mampu mendorong transaksi perdagangan antara Indonesia dan Korea. Hal ini  sekaligus dapat memperdalam pasar keuangan dalam mata uang lokal di kedua negara.

Gubernur Bank of Korea Mr. RHEE mengatakan, Indonesia memegang peranan penting dalam rantai pasok global sektor-sektor maju seperti baterai dan kendaraan listrik. Minat bisnis Korea di Indonesia juga terus menunjukkan peningkatan. Ia pun berharap penerapan LCT akanmemberi dampak positif terhadap pembangunan ekonomi melalui peningkatan perdagangan bilateral dan pemanfaatan mata uang lokal kedua negara.

"Berdasarkan pengalaman keberhasilan Indonesia dalam menerapkan kerangka LCT dengan sejumlah negara dalam beberapa tahun terakhir, diharapkan kerangka LCT antara Korea dan Indonesia ini juga akan berhasil dibentuk dan diimplementasikan," kata dia.

Kedua bank sentral juga berkomitmen untuk mengimplementasikan kerangka kerja sama LCT dalam rangka memperkuat perdagangan lintas batas, meningkatkan stabilitas pasar keuangan regional, dan memperdalam pasar mata uang lokal di kedua negara. Inisiatif ini juga sejalan dengan upaya integrasi keuangan sejumlah negara di kawasan untuk memfasilitasi penggunaan mata uang lokal secara lebih luas.