Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut hilirisasi, termasuk sektor-sektor yang mengusung prinsip keberlanjutan. Sehingga sektor ini menjadi kunci untuk mencapai target investasi sebesar Rp 1.650 triliun pada 2024.
“Ini merupakan arah kebijakan negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Arah kebijakan pemerintah Indonesia ke depan dalam konteks investasi, akan fokus utamanya ke hilirisasi,” kata Bahlil dikutip dari Antara, Senin (11/12).
Bahlil menyatakan, sekalipun kondisi ketidakpastian global yang terjadi saat ini ikut mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi, akan tetapi Indonesia memiliki langkah strategis yang sangat besar untuk dapat bersaing secara global menarik investasi.
Langkah strategis untuk menarik investasi itu adalah stabilitas politik, hukum dan ekonomi, kebijakan yang adaptif dan progresif terhadap perbaikan iklim investasi, potensi Sumber Daya Manusia (SDM), baik dari sisi ketersediaan tenaga kerja maupun pasar, serta potensi hilirisasi sumber daya alam yang melimpah.
Di sisi lain, Bahlil mengungkapkan dinamika geopolitik yang ada, telah menyebabkan resesi dan krisis di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, diperlukan investasi berkelanjutan yang dapat mendorong pembangunan yang lebih inklusif, adil, dan merata bagi semua. Hal itu termasuk pula tren ramah lingkungan yang kini tengah digandrungi dunia.
“Oleh karena itu, pemerintah fokus terhadap pembangunan industri yang ramah lingkungan dan menggunakan sumber energi baru terbarukan,” ucap Bahlil
Di sisi lain, sumber daya alam Indonesia yang melimpah harus dapat dikelola secara bijak dan berkelanjutan lewat hilirisasi dan industrialisasi guna memberikan nilai tambah yang maksimal untuk kepentingan nasional. Misalnya meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Hilirisasi juga dapat mendukung pencapaian sasaran SDGs, khususnya terkait penciptaan lapangan kerja yang layak, mitigasi perubahan iklim dan pengentasan kemiskinan serta ketimpangan.
Bahlil juga menjelaskan, bahwa Indonesia memiliki potensi penyimpanan CO2 terbesar dunia sehingga investor bisa membangun hilirisasi menggunakan sumber energi baru terbarukan sekaligus tetap berkontribusi pada upaya mengurangi emisi lewat teknologi carbon capture, utilization and storage (CCUS).
Adapun CCUS merupakan teknologi inovatif yang dapat menangkap emisi CO2 dari aktivitas industri dan pembangkit listrik, sehingga tidak terlepas ke atmosfer.
Kementerian Investasi/BKPM memastikan, akan terus melakukan pengawalan investasi dari hulu ke hilir, khususnya pada sektor prioritas, mulai dari promosi investasi, penerbitan perizinan berusaha dan berbagai insentif, financial closing, konstruksi, sampai dengan berproduksi komersial.
Sebelumnya, Kementerian Investasi telah menetapkan peta jalan hilirisasi investasi strategis dengan potensi nilai US$ 545,3 miliar sepanjang tahun 2023-2035 untuk 21 komoditas dari delapan sektor prioritas meliputi sektor mineral dan batu bara, minyak dan gas bumi, serta perkebunan, perikanan, kelautan, dan kehutanan.
Sementara sejak Januari hingga September 2023, Kementerian Investasi/BKPM telah meraih nilai investasi pada sektor industri hilir sebesar Rp 266 triliun. Nilai ini mencapai 25,3% dari total realisasi investasi yang mencapai Rp 1.053,1 triliun.
Reporter: Antara