Transaksi Janggal Terkait Pemilu Naik 100%, Ada dari Tambang Ilegal

ANTARA/HO-PPATK/pri.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana
15/12/2023, 19.32 WIB

Transaksi janggal terkait Pemilu 2024 melonjak signifikan. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan transaksi dugaan pencucian uang dalam pemilu kali ini meningkat 100% pada semester II 2023.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan, transaksi janggal itu berjumlah triliunan rupiah serta melibatkan ribuan nama termasuk caleg dan partai politik. Nilainya berpotensi bertambah karena gelaran Pemilu berlangsung sampai tahun depan.

"Nilai [dugaan pencucian uang terkait Pemilu] sangat signifikan dan kecenderungannya memang terus meningkat. Kami pantau seluruh rekening terkait dengan kontestasi pemilu ini," kata Ivan kepada Katadata.co.id, Jumat (15/12).

Salah satunya mengalir dari bisnis tambang ilegal dan aktivitas kejahatan lingkungan lain. PPATK juga menemukan indikasi dana kampanye Pemilu 2024 bersumber dari tindak pidana lain.

Mendalami kasus tersebut, PPATK telah melaporkan temuan atas dugaan transaksi yang mencurigakan tersebut kepada aparat penegak hukum.

"[Untuk transaksi terkait kejahatan lingkungan] sudah di penyidik," kata Ivan.

Lapor ke BPK dan Bawaslu

Dikutip dari Antara, PPATK menemukan beberapa kegiatan kampanye yang dilakukan tanpa pergerakan transaksi dalam Rekening Khusus Dana Kampanye (RKDK).

Padahal, seharusnya transaksi melalui RKDK selama masa kampanye digunakan buat keperluan elektoral. Akan tetapi, transaksi pada RKDK tersebut justru tidak bergerak.

"Artinya ada ketidaksesuaian. Pembiayaan kampanye dan segala macam itu darimana kalau RKDK tidak bergerak? Kita melihat ada potensi seseorang mendapatkan sumber ilegal untuk membantu kampanye,” kata Ivan.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari