Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan penyaluran kredit perbankan ke industri pariwisata mencapai Rp 128,2 triliun hingga September 2023. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan 4,57% year on year (yoy) dan tertinggi sejak Agustus 2021.
Meski begitu, menurut Purbaya, penyaluran kredit perbankan ke sektor penyediaan akomodasi, penyediaan makanan dan minuman yang merupakan bagian dari industri pariwisata, seharusnya bisa lebih tinggi lagi. "Angka ini masih terlalu kecil. Seharusnya penyaluran kredit perbankan untuk pariwisata Tanah Air mampu mencapai Rp 500 triliun," kata dia, seperti dikutip dari Antara pada Sabtu (16/12).
Ia mengatakan potensi industri pariwisata sangat besar, mulai dari sektor perhotelan, transportasi, hingga variasi destinasi wisata. Bisnis-bisnis tersebut memerlukan dukungan pembiayaan dari perbankan agar dapat bertumbuh dan dapat meningkatkan kualitas produk pariwisata yang ditawarkan.
Dengan begitu, menurut Purbaya, dapat meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia. "Kita lihat total dana pihak ketiga (DPK) sekitar Rp 8.000 triliun, loan to deposit ratio (LDR) sebesar Rp 7.7000 triliun, kalau dibandingkan, angka Rp 128 triliun itu masih terlalu kecil," kata dia.
Sebab itu, ia mendorong industri perbankan untuk menyalurkan kreit ke industri yang berkaitan dengan sektor pariwisata Indonesia. Terlebih, industri pariwisata masih menjadi salah satu tumpuan penghasil devisa bagi Indonesia.