Rupiah Menguat 0,06%, Dipicu Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed

ANTARA FOTO/Putu Indah Savitri/sgd/YU
Petugas bank menunjukkan lembaran uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (12/12/2023). Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (12/12) sore menguat tipis sebesar dua poin atau 0,01 persen menjadi Rp15.621 per dolar AS dari Rp15.623 per dolar AS.
19/12/2023, 11.05 WIB

Nilai tukar rupiah terhadap dolar menguat 0,06% ke level 15.500 per dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan, Selasa (19/12). Salah satunya dipicu oleh sinyal bank sentral AS (AS) akan memangkas suku bunga acuan tahun depan.

Survei CME FedWatch Tool menunjukkan kemungkinan pemangkasan suku bunga terjadi pada tahun 2024 masih besar, diperkirakan akan mulai terjadi pada bulan Maret.

Sebelumnya, para pejabat The Fed memberi sinyal adanya kebijakan dovish atau penurunan suku bunga untuk menetralkan pandangan pasar. Dengan begitu, mereka ingin mendorong penguatan dolar AS.

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra pun menilai, belum ada perubahan sentimen mengenai ekspektasi pasar soal pemangkasan suku bunga acuan AS.

“Namun pasar menantikan data-data ekonomi penting baru khususnya dari AS pekan ini yang mulai dirilis malam ini untuk mengonfirmasi ekspektasi pemangkasan tersebut,” ujar Ariston Katadata.co.id, Selasa (19/12).

Ariston pun menilai terdapat beberapa isu lain yang bisa menjadi pertimbangan. Seperti peristiwa serangan kapal komersil di laut merah, keputusan suku bunga bank sentral Jepang pagi ini, dan isu pelambatan ekonomi yang mungkin bisa memberikan tekanan ke rupiah sebagai aset berisiko.

"Rupiah diperkirakan akan bergerak konsolidatif terhadap dolar AS hari ini dengan potensi pelemahan ke arah 15.530-15.550 dan potensi penguatan ke arah 15.480," kata dia.

Sementara Analis pasar uang, Lukman Leong menilai, dengan absennya data ekonomi penting dari dalam maupun luar negeri, rupiah diperkirakan akan datar dengan kecenderungan menguat terbatas.

Selain itu, dolar Amerika Serikat diperkirakan akan tertekan oleh prospek suku bunga bank sentral AS, The federal Reserve.

“Rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang 15.450-15.550,” dalam risetnya.

Selain rupiah, sejumlah mata uang di Asia juga menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Melansir Bloomberg, baht Thailand menguat 0,05%, ringgit Malaysia menguat 0,14%, dolar Singapura menguat 0,04%dan yen Jepang menguat 0,11%.

Reporter: Zahwa Madjid