Anies Baswedan dinilai menjadi sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia berdasarkan survei Bloomberg yang dilakukan pada awal Januari 2024.
Capres nomor 1 ini mendapat poin 33 dari 17 ekonom dan analis pasar. Sementara posisi kedua, Prabowo Subianto dengan 29 poin.
Sementara posisi selanjutnya adalah Ganjar Pranowo. "Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mendapatkan poin 28 dari ekonom dan analis pasar," tulis Bloomberg, pada Kamis (18/1).
Selain itu, survei ini juga mengungkap temuan lain. Pertama, pertambangan dan logam merupakan sektor yang paling menarik bagi investor untuk menjadi fokus pada tahun pemilu, diikuti oleh infrastruktur dan energi terbarukan.
Para analis mengatakan, kebijakan hilirisasi Indonesia harus dilanjutkan oleh penerus Jokowi, diikuti dengan reformasi infrastruktur dan transisi energi ramah lingkungan.
"Sebagian besar responden mengatakan ketergantungan yang besar pada batu bara merupakan salah satu kebijakan yang tidak boleh dilanjutkan," tulis Bloomberg.
Politik Dinasti
Bloomberg menyebut, masyarakat Indonesia makin merasa tidak nyaman dengan politik dinasti, yang merupakan hal yang biasa terjadi di negara ini sejak kemerdekaan. Prabowo mewakili rangkaian sejarah tersebut yang tidak hanya melalui pasangannya, namun juga sebagai mantan menantu mendiang Suharto.
Sepuluh dari 17 responden yang disurvei Bloomberg mengatakan dinasti politik di bawah kepemimpinan Jokowi tidak akan memberikan pertanda baik bagi pasar dan perekonomian.
Meskipun Jokowi mulai berkuasa satu dekade lalu, yang mempromosikan dirinya sebagai tokoh rakyat, putra-putranya kini aktif terlibat dalam politik dan salah satu menantunya menjabat sebagai Wali Kota Medan.
Tuduhan nepotisme berkobar pada tahun lalu setelah Mahkamah Konstitusi dipimpin oleh adik ipar Jokowi, sehingga dia bisa menurunkan syarat batas usia untuk menjadi presiden dan wakil presiden.
"Hal ini membuka jalan bagi putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka untuk maju sebagai calon wakil presiden," kata Bloomberg.
Jokowi membantah atas tuduhan dinasti politik. Dia mengatakan bahwa pemilih di Indonesia akan memutuskan siapa yang menang.
Dosen Senior dan Peneliti Senior di Pusat Penelitian Indo-Pasifik Universitas Murdoch Ian Wilson mengatakan, tidak ada jaminan kebijakan Jokowi akan berlanjut di bawah kepresidenan Prabowo.
“Setelah Jokowi lengser, pengaruh politiknya akan berkurang secara signifikan. Dia tidak memiliki sumber daya keuangan yang signifikan untuk memberikan pengaruh, atau kendaraan politik yang kuat," kata dia.