Ekonomi AS Tumbuh di Atas Prediksi, Potensi Penurunan Suku Bunga Kecil

ANTARA FOTO/Media Center G20/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan keterangan kepada media di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022). Presiden Joe Biden menyampaikan sejumlah isu terkait kunjungannya di KTT G20 serta hasil pertemuan bilateralnya dengan Presiden China Xi Jinping.
26/1/2024, 07.06 WIB

Perekonomian AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal keempat 2023, di tengah kuatnya belanja konsumen. Data yang dirilis Kamis (25/1) tersebut mematahkan prediksi bahwa AS akan mengalami resesi setelah Bank Sentral, Federal Reserve, menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 2,5% sepanjang 2023. 

Laporan awal produk domestik bruto kuartal keempat yang dikeluarkan Departemen Perdagangan AS juga menunjukkan tekanan inflasi semakin mereda.

Kinerja ekonomi yang kuat ini memperkecil peluang Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunganya pada Maret 2023. Namun, penurunan suku bunga tahun ini masih mungkin terjadi seiring dengan meredanya inflasi.

“Bagaimanapun Anda membaginya, laporan ini menutup tahun dengan kinerja pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, terutama dengan latar belakang siklus pengetatan kebijakan moneter agresif The Fed,” kata Olu Sonola, kepala ekonomi regional AS di Fitch Ratings di New York seperti dikutip dari Reuters, Jumat (26/1).

“Momentum pertumbuhan ekonomi memasuki tahun 2024 terlihat sangat baik," ujarnya lagi.

Data Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS menunjukkan produk domestik bruto tumbuh 3,3%  secara tahunan pada kuartal IV-2023. Kuartal sebelumnya, ekonomi AS tumbuh 4,9%. Pertumbuhan didukung oleh peningkatan ekspor, belanja pemerintah, dan investasi dunia usaha.

Realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut jauh lebih besar dari prediksi ekonom yang disurvei oleh Reuters. Mereka memperkirakan PDB akan meningkat sekitar 0,8% hingga kecepatan 2,8%.

Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim awal tunjangan pengangguran negara meningkat 25.000 menjadi 214.000 hingga 20 Januari 2024. Angka ini relatif masih sangat rendah menurut standar historis.

Resesi AS dapat dicegah salah satunya dengan peningkatan belanja pemerintah dan suku bunga mendekati nol selama pandemi Covid-19,. Hal ini memungkinkan beberapa perusahaan dan rumah tangga mempertahankan suku bunga pinjaman yang rendah.

Presiden AS, Joe Biden, yang mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua di Gedung Putih, memuji laporan PDB yang kuat sebagai "kabar baik bagi keluarga Amerika dan pekerja Amerika".

Dengan data ekonomi yang terus memberikan kejutan positif, pasar keuangan telah mendorong kemungkinan penurunan suku bunga di bulan Maret menjadi di bawah 50%. Kemungkinannya meningkat untuk pertemuan kebijakan bulan Mei.

Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kebijakannya tidak berubah pada kisaran 5,25%-5,50% saat ini pada pertemuan minggu depan. Sejak Maret 2022, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar 525 basis poin.