Sri Mulyani Siapkan Student Loan, Solusi Biaya Kuliah bagi Mahasiswa

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar (kiri) dan Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) menyampikan hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2024 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (30/1/2024). KSSK melaporkan hasil rapat berkala KSSK I Tahun 2024 bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap stabil di tengah risiko pelambatan ekonomi dunia dan ketidakpastian pasar keuangan global karen
31/1/2024, 11.43 WIB

Pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) melalui pinjaman online atau pinjol menuai soroton. Hal ini sampai menyita perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang ingin menyediakan dana khusus bagi pelajar untuk berkuliah.

Saat ini, Sri Mulyani tengah mengkaji pemberian pinjaman untuk pendidikan mahasiswa atau yang biasa disebut student loan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

“LPDP terus menggodok dan merumuskan kebijakan-kebijakan karena dana pendidikan itu harus dinikmati oleh terutama masyarakat generasi muda yang sekarang ini sedang membutuhkan akses pendidikan,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (30/1).

Pemerintah juga sedang membahasnya dengan dewan pengawas LPDP dan meminta lembaga tersebut untuk mengembangkan student loan. Nantinya, pinjaman ini akan menyasar para mahasiswa yang tidak mampu membayar kuliah.  Sumber dana student loan akan dialokasikan dari dana abadi yang tersedia pada progam LPDP.

Meski demikian, pihaknya akan mewaspadai agar skema student loan tersebut tidak menjadi masalah dalam jangka panjang seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS).

“Kita sudah membahas dengan perbankan dan LPDP. Nanti kami akan merumuskan bagaimana affordability dari pinjaman itu, sehingga tidak memberatkan mahasiswa. Tapi juga tetap mencegah terjadinya moral hazard dan tetap memberikan afirmasi terutama pada kelompok yang tidak mampu. Itu semua kombinasi yang harus nanti kita capture dalam desainnya,” ujarnya.

Sejauh ini, program LPDP terus mengalami perkembangan, dari yang awalnya Rp 1 triliun hingga saat ini hampir mencapai Rp 139 triliun. Ditambah dengan penambahan anggaran yang mencapai Rp 150 triliun. 

Banyak Pelajar AS Terlilit Utang

Sebagai informasi, pemerinta AS menyediakan pinjaman pendidikan dengan bunga rendah bagi para pelajar. Namun, akibat skema pinjaman tersebut, tak sedikit mahasiswa-mahasiswi di AS justru terlilit utang.

Melansir Reuters, Rabu (31/1), sekitar 43,4 juta mahasiswa memiliki saldo utang sebesar US$ 1,63 triliun pada Juni 2023. Hal ini berdasarkan data yang dikumpulkan Federal Student Aid.

Angka tersebut mewakili peningkatan hampir US$ 17 miliar dalam saldo utang pelajar tersebut.  Bahkan hampir 600,000 orang menerima penghapusan utang tersebut sejak tahun lalu.

Pada awal tahun ini, Presiden AS Joe Biden menghapus utang pelajar hampir US$5 miliar untuk 74.000 peminjam tambahan, termasuk lebih dari setengahnya yang mendapatkan keringanan setelah 10 tahun mengabdi kepada masyarakat sebagai guru, perawat, dan petugas pemadam kebakaran.

Reporter: Zahwa Madjid