Ekspor RI ke Cina Anjlok di Awal Tahun, Ini Biang Keroknya

Katadata
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar
15/2/2024, 14.48 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan penurunan baik dari sisi ekspor maupun impor pada Januari 2024. Untuk ekspor, terutama dari penurunan permintaan komoditas batu bara hingga besi dari Cina.

Seperti diketahui, Cina mengalami perlambatan ekonomi sehingga berdampak pada perdagangan ke Indonesia. Padahal, Cina berkontribusi 23,90% terhadap perdagangan Indonesia, terutama untuk ekspor komoditas besi/baja, lignit dan batu bara.

Sampai dengan Januari 2024, ekspor nonmigas ke Cina mencapai US$ 4,57 juta. Nilai itu turun 12,92% secara tahunan (yoy) dan turun 1,78% secara kumulatif (ctc).

Sementara secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia pada Januari 2024 mencapai US$ 20,52 miliar atau anjlok 8,34% dibandingkan Desember 2023. Sementara nilai impor mencapai US$ 18,51 miliar atau turun sebesar 3,13% dibandingkan dengan Desember 2023.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar menjelaskan, penurunan nilai ekspor didorong oleh penurunan ekspor nonmigas. Nilai ekspor nonmigas turun 8,54% dengan nilai ekspor mencapai US$ 19,13 miliar.

Secara rinci, terdiri sektor pertanian, kehutanan dan perikanan berkontribusi sebesar US$ 0,37 miliar, sektor pertambangan dan lainnya sebesar US$3,68 miliar, dan sektor industri pengolahan US$ 15,08 miliar.

Berdasarkan sektor, nilai ekspor nonmigas mengalami penurunan secara bulanan kecuali pada sektor pertanian yang mengalami peningkatan sebesar 5,32% pada Januari 2024.

Sektor Pertambangan Turun Signifikan

Penurunan terdalam ada di sektor pertambangan dan lainnya turun 23,93%, terutama disebabkan penurunan ekspor batu bara, bijih tembaga, lignit dan bahan mineral lainnya serta bijih seng.

“Penurunan ekspor nonmigas terutama pada kelompok barang bahan bakar mineral dengan andil penurunan sebesar 3,85%, bijih logam terak dan abu dengan andil penurunan sebesar 2,21%, serta logam mulia serta perhiasan permata dalam kelompok dengan andil penurunan 1,49%,” ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/2).

Dari sisi ekspor migas juga terjadi penurunan. Tercatat ekspor migas mencapai US$ 1,39 miliar atau turun sebesar 5,49%. Penurunan ekspor migas didorong oleh ekspor hasil minyak dengan andil penurunan sebesar 0,89%.

“Secara tahunan nilai ekspor Januari 2024 juga mengalami penurunan sebesar 8,06%. Penurunan ini didorong oleh ekspor nonmigas terutama pada bahan bakar mineral, logam mulia dan perhiasan atau permata, dan mesin serta mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya,” ujarnya.

Impor Hasil Minyak Turun

Pada januari 2024, nilai impor Indonesia mencapai US$ 18,51 miliar atau turun 3,13% dibandingkan dengan bulan Desember 2023. Penurunan nilai impor secara bulanan disebabkan anjloknya impor migas dengan andil penurunan sebesar 3,53%.

“Terutama berasal dari penurunan impor hasil minyak yang dengan andil penurunan sebesar 2,25%,” ujarnya.

Sementara impor migas mencapai US$ 2,70 miliar, atau turun 19,99% secara bulanan pada Januari 2024. Sementara impor nonmigas mencapai US$ 15,81 miliar yang mengalami peningkatan sebesar 0,48% secara bulanan

Adapun secara tahunan, nilai impor pada Januari 2024 naik tipis sebesar 0,36%. Namun nilai impor migas justru turun 7,15%, sementara impor nonmigas mengalami kenaikan sebesar 1,76%

Amali mengatakan, peningkatan impor nonmigas didorong oleh peningkatan komoditas mesin peralatan mekanis serta bagiannya dengan andil peringatan 2,55%.

"Kemudian bijih logam terak dan abu dimana adil peningkatannya 1,01%, serta serealia dengan andil peningkatan 0,87%," kata Amalia.

Reporter: Zahwa Madjid