BI Prediksi Penjualan Eceran Naik, Didorong Produk Makanan dan Minuman

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/rwa.
Pedagang melayani pembeli di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Jumat (10/3/2023). Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada Februari 2023 secara tahunan, yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari sebesar 205,2 atau tumbuh 2,6 persen (year on year/yoy).
16/2/2024, 14.43 WIB

Survei Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran akan meningkat pada Januari 2024. Hal ini terlihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2024 yang secara tahunan tumbuh 3,7% yoy mencapai 216,0.

Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono menjelaskan, peningkatan pertumbuhan penjualan terjadi pada mayoritas kelompok. Terutama kelompok barang lainnya khususnya pada sub kelompok sandang, kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya. Serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

“Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan turun 1,0% secara bulanan, sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur tahun baru serta faktor cuaca,” ujar Erwin dalam keterangan resmi Jumat (16/2).

Namun penurunan terjadi terutama pada kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, diikuti sub kelompok sandang, kelompok barang budaya dan rekreasi, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Dari sisi penjualan eceran diperkirakan akan meningkat secara tahunan pada Januari 2024. Namun menurun secara bulanan pada mayoritas kota cakupan survei tersebut. 

Secara tahunan, peningkatan terjadi pada mayoritas kota. Tertinggi akan terjadi di kota Manado dengan peningkatan 0,5% yang sebelumnya melambat pada tahun sebelumnya. Selanjutnya kota Bandung yang diperkirakan meningkat 9,0%, Jakarta 13,0%, dan Makassar 14,1% yoy.

Penjualan Eceran akan Naik pada Maret 2024

Penjualan diperkirakan meningkat pada Maret 2024, namun menurun pada Juni 2024. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Maret 2024 tercatat sebesar 132,3, atau lebih tinggi dibandingkan 115,1 pada periode sebelumnya yang didukung oleh peningkatan permintaan masyarakat pada bulan ramadan.

“Sementara IEP Juni 2024 tercatat sebesar 127,2 lebih rendah dari 132,7 pada periode sebelumnya,” tulis survei tersebut.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada Maret 2023 atau tiga bulan yang akan datang diperkirakan meningkat dan akan menurun pada Juni 2024. Penurunan ini sejalan dengan indeks ekspektasi penjualan.

Sementara Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada Maret 2024 tercatat sebesar 137,2 meningkat dari 129,3 pada Februari 2024. Peningkatan didorong ekspektasi kenaikan harga pada bulan ramadan.

“Sementara IEH Juni 2024 tercatat 125,8 lebih rendah dari indeks pada Mei 2024 sebesar 132,4 karena kelancaran distribusi dan ketersediaan pasokan yang dipandang mendukung pembentukan harga lebih rendah,” tulis BI. 

Reporter: Zahwa Madjid