Kementeriang Keuangan di bawah Sri Mulyani belum bisa memastikan kelanjutan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi yen atau Samurai Bond pada tahun ini karena Jepang sedang dilanda resesi.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto mengatakan, pemerintah akan terus mencermati penerbitan surat utang dengan melihat situasi perekonomian global dan domestik.

“Sehingga dalam konteks size, timing penerbitan, instrumen, demikian juga currency mix nya, kita betul-betul menyesuaikan dengan perkembangan,” ujar Suminto saat konferensi pers APB Kita, Kamis (22/2).

Suminto kembali menekankan, bahwa sebelum merealisasikan penerbitan Samurai Bond pada tahun ini, pemerintah akan mencermati perekonomian Jepang terlebih dahulu. 

“Salah satu prinsip penerbitan kita adalah, untuk menemukan penerbitan dengan cost of fund minimal, atau yang terbaik dengan risiko yang acceptable. Dalam hal ini, kita akan melihat kebutuhan dan perkembangan perekonomian dan pasar keuangan di Jepang sendiri,” ujarnya.

Resesi Jepang Dipicu Pelemahan Ekonomi Domestik

Jepang tergelincir ke dalam jurang resesi karena secara tak terduga ekonomi menyusut selama dua kuartal berturut-turut. Hal itu dipicu oleh melemahnya permintaan domestik, sehingga meningkatkan ketidakpastian mengenai rencana bank sentral, Bank of Japan, untuk keluar dari kebijakan ultra-longgarnya pada tahun ini.

Kinerja yang sangat lemah ini membuat Jepang kehilangan predikatnya sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-3 di dunia dan digantikan oleh Jerman.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid