Rupiah Melemah, Investor Tunggu Pidato Gubernur The Fed di DPR AS

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Jakarta, Rabu (31/1/2024). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat di semester II 2024, hal tersebut didasari dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menjadi salah satu terbaik di dunia pada 2023 yakni, masih berada di kisaran 5 persen.
6/3/2024, 09.31 WIB

Nilai tukar rupiah melemah 0,18% ke level 15.771 pada perdagangan Rabu (6/3). Pelemahan diakibatkan oleh para pelaku pasar yang masih menunggu pidato Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve, Jerome Powell, di depan DPR AS, Rabu (6/3).

Kendati demikian, peluang penguatan rupiah masih terbuka. Analis pasar uang, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah data Laporan Indeks Manajer Pembelian AS lebih rendah dari perkiraan.

Melansir Reuters, pertumbuhan industri jasa AS sedikit melambat pada Februari di tengah penurunan lapangan kerja. Meskipun terdapat kelemahan dalam lapangan kerja, komentar dari perusahaan jasa dalam survei Institute for Supply Management (ISM) pada hari Selasa secara umum optimis.

ISM mencatat PMI non-manufaktur turun menjadi 52,6 bulan lalu dari 53,4 pada Januari. Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan di industri jasa, yang menyumbang lebih dari dua pertiga perekonomian. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan indeks sedikit berubah pada 53,0.

Di sisi lain, Lukman menilai para investor juga masih menunggu komentar dari bank sentral AS, The Federal Reserve malam ini.

“Investor juga mengantisipasi kemungkinan sikap dovish the Fed Powell dalam testimonial malam ini,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Rabu (6/3).

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid