RI Kebanjiaran Keramik Impor dari Cina, Ini Permintaan Pengusaha

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/wsj.
Ilustrasi. Pengusaha meminta pemerintah mengenakam bea masuk anti dumping untuk produk keramin.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
6/3/2024, 16.06 WIB

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia atau Asaki meminta pemerintah untuk mengenakan Bea Masuk Anti Dumping atau BMAD kepada keramik asal Cina hingga 75%. Pelaku industri berharap bea masuk tersebut dapat diimpelemtasikan kuartal kedua tahun ini.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan, impor keramik dari Cina terus naik sejak 2018. Kondisi ini membuat neraca perdagangan keramik Indonesia defisit lebih dari US$ 1,5 miliar.

"Besaran Bea Masuk Anti Dumping setidaknya antara 50% sampai 75%. Ini rentang yang masih bisa diterima oleh Asaki," kata Edy kepada Katadata.co.id, Rabu (6/3).

Edy menilai. besaran BMAD tersebut tidak eksesif dan tidak jauh dari BMAD negara lain. Ia mencatat BMAD tertinggi pada keramik asal Cina dikenakan oleh Amerika Serikat atau hingga 356,02%, sedangkan BMAD terendah ada di Timur Tengah atau antara 23,5% sampai 76%.

Berdasarkan data Trend Economy, nilai impor keramik dari Cina pada 2011-2016 tidak pernah menembus US$ 300 juta per tahun. Nilai impor keramik dari Cina menembus US$ 300 juta pada 2017 dan mencapai US$ 464,29 juta pada 2018.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief