Bayar SBN Jatuh Tempo, Utang Luar Negeri RI Susut Jadi Rp 6.336 T

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020).
15/3/2024, 14.04 WIB

Utang luar negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan pada awal tahun. Bank Indonesia mencatat, utang luar negeri turun dari Desember 2023 sebesar US$ US$ 408,1 miliar menjadi US$ 405,7 miliar (Rp 6.336,6 triliun) pada Januari 2024.

Secara tahunan, posisi ULN Indonesia tumbuh 0,04% yoy, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,9% yoy. Penurunan utang tersebut terjadi pada sektor publik dan swasta.

Posisi ULN pemerintah pada Januari 2024 mencapai US$ 194,4 miliar, atau turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 196,6 miliar. Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh sebesar 0,1% yoy, atau melambat dibandingkan bulan lalu 5,4%.

Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono menjelaskan, penurunan ULN pemerintah dipengaruhi oleh pelunasan seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo.

"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel,” ujar Erwin dalam keterangan resmi, Jumat (15/3).

Erwin menyampaikan, bahwa pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk fokus mendukung upaya Pemerintah dalam pembiayaan belanja program prioritas dan pelindungan masyarakat di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Dukungan pembiayaan tersebut mencakup sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21,1% dari total ULN pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,0%), Jasa Pendidikan (16,9%), Konstruksi (13,7%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,7%).

"Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah," kata Erwin.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid