Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menegaskan sapi hidup yang tiba dari Australia aman untuk dikonsumsi. Indonesia mengimpor sebanyak 36 ribu ekor sapi, tetapi sebanyak 151 ekor sapi mati dalam perjalanan ke Indonesia.
"Tidak usah khawatir, ketersediaan sapi hidup di dalam negeri ini masih aman, Kapal Badan Pangannya sudah memeriksa," kata Arief di Gudang Bulog DKI Jakarta dan Banten, Senin (1/4).
Arief menilai, daging sapi dari sapi hidup notabenenya lebih mahal dengan harga Rp 140.000 sampai Rp 150.000 per kg. Angka tersebut susut menjadi Rp 110.000 sampai Rp 120.000 per kg jika berubah menjadi daging beku dan kembali turun ke bawah Rp 90.000 untuk daging kerbau.
Oleh karena itu, Arief menyampaikan, masyarakat memiliki banyak pilihan konsumsi daging dalam menghadapi Lebaran 2024. "Silahkan masyarakat beli daging jenis yang mana. Jangan sampai masyarakat Indonesia tidak memiliki pilihan daging untuk menghadapi Hari Raya 2024," katanya.
Direktur Utama ID Food Frans M. Tambunan menekankan tidak ada perubahan terhadap pasokan daging di dalam negeri. Di samping itu, Frans menyampaikan sapi hidup pesanannya tidak dalam kapal yang sama dengan sapi sakit tersebut.
ID Food telah memesan 2.350 ekor sapi hidup dari Australia yang dijadwalkan tiba pada pekan ini. Frans sebelumnya menyampaikan 500 ekor sapi hidup tersebut bisa langsung disembelih
Kementerian Pertanian mewajibkan sapi hidup impor untuk melalui proses penggemukan setidaknya tiga bulan setelah tiba. Importasi sapi hidup tersebut bertujuan mendukung ketersediaan daging sapi di dalam negeri.
"Berdasarkan hitungan saya, ada 162 ton daging sapi yang bisa langsung masuk ke pasar. Kendala ketersediaan daging sapi pada Lebaran 2024 adalah mendapatkan sapi yang bisa dipotong itu tidak mudah," kata Frans di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (20/3).