Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah 0,06% ke level Rp 15.906 pada perdagangan Rabu (3/ 4). Pelemahan diperkirakan berlanjut akibat dolar AS terus menguat.
Analis Pasar Uang Lukman Leong memprediksi rupiah masih tertekan. Ini karena dolar AS terus menguat, karena data tenaga kerja AS Jolt yang lebih kuat.
“Rupiah tertekan oleh pernyataan dovish pejabat bank sentral AS, The Fed, Daly dan Mester,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Rabu (3/4).
Ia memperkirakan rupiah bergerak dalam rentang Rp 15.850 – Rp 16.000 per dolar AS hari ini.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra sepakat bahwa rupiah masih berpotensi melemah hari ini. Data jumlah lowongan pekerjaan AS pada Februari dan pesanan pabrik meningkat.
Data ekonomi Amerika tersebut menunjukkan bahwa The Fed berpotensi menahan suku bunga acuan lebih lama.
Imbal hasil obligasi Amerika, terutama tenor 10 tahun juga bertahan di level tinggi yakni kisaran 4,3%, sehingga aset dolar AS masih menarik untuk pasar.
“Pagi ini indeks saham Asia sebagai aset berisiko terlihat bergerak negatif. Ini bisa mengindikasikan pasar sedang menghindari aset berisiko. Rupiah bisa tertekan,” ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (3/ 4).
Selain itu, ketegangan geopolitik yang masih tinggi setelah serangan Israel ke konsulat Iran di Suriah, masih bisa mendorong penguatan dolar AS sebagai aset aman.
Ia memperkirakan, rupiah bergerak ke area Rp 15.950 per dolar AS hari ini, dengan potensi support di kisaran Rp 15.860.