IMF Naikkan Proyeksi Ekonomi Global Meski Inflasi Masih Tinggi

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/Spt.
Nelayan tradisional menarik tambang jaring 'ered' dengan panjang 600 meter di pesisir Pantai Timur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (16/4/2024). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama US Agency for International Development (USAID) mendorong peran perempuan dan disabilitas dalam mengimplementasikan program ekonomi biru atau praktik kelautan yang berkelanjutan dengan alokasi anggaran sebesar Rp662 miliar.
19/4/2024, 14.52 WIB

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tengah tantangan inflasi tinggi dan masalah geopolitik. Hal ini tertuang dalam laporan World Economic Outlook.

IMF memprediksi ekonomi global meningkat 3,2% pada tahun 2024, atau naik 0,1% dari proyeksi pada bulan Januari lalu. Kemudian proyeksi ekonomi yang sama untuk tahun 2024 dan 2025 sebesar 3,2%. 

Kepala ekonom IMF, Pierre Olivier Gourinchas mengatakan, proyeksi ekonomi ini juga naik 0,3% dari proyeksi pada bulan Oktober untuk tahun 2024.

"Dengan aktivitas yang lebih kuat dari perkiraan di Amerika Serikat, Cina, dan negara-negara berkembang besar lainnya. Namun aktivitas di kawasan Eropa melemah,” ujar Gourinchas dalam keterangan resmi dikutip Jumat (19/4).

Gourinchas mengatakan, perekonomian global terus menunjukkan ketahanan yang luar biasa, dengan pertumbuhan yang stabil dan laju inflasi yang menurun. Kendati masih banyak tantangan yang mesti dihadapi.

Dia membeberkan tantangan ekonomi yang dihadapi mulai dari inflasi, ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta dampak perang Rusia-Ukraina terhadap perekonomian dunia yang menjadi fokus utama bagi para pembuat kebijakan.

Selain itu, kenaikan harga minyak dunia akibat ketegangan geopolitik dan perkembangan sektor jasa membuat inflasi di banyak negara masih tinggi. “Kemajuan menuju target inflasi, cenderung sedikit mengkhawatirkan karena terhenti sejak awal tahun di beberapa negara," kata dia.

Walau begitu, menurut IMF, ini merupakan kemunduran sementara, namun tetap ada alasan untuk tetap waspada. Pembatasan perdagangan lebih lanjut juga dapat mendorong inflasi barang. "Namun mengembalikan inflasi ke target, harus tetap menjadi prioritas,” kata Gourinchas.

Suku Bunga The Fed Pengaruhi Ekonomi Global

Di sisi lain, pasar kerap mempertanyakan kapan bank sentral AS, The Fed akan menurunkan suku bunga setelah data ekonomi terbaru yang menunjukkan perekonomian AS masih solid.

“Kinerja Amerika Serikat yang kuat baru-baru ini mencerminkan pertumbuhan produktivitas dan pertumbuhan pasokan tenaga kerja yang kuat, namun juga kuatnya tekanan permintaan yang dapat menambah inflasi," kata Gourinchas.

Menurut Gourinchas, hal ini memerlukan pendekatan yang hati-hati dan bertahap terhadap pelonggaran yang dilakukan oleh The Fed. Karena kebijakan The Fed memengaruhi perkembangan ekonomi global.

Selain The Fed, rasio utang terhadap PDB juga menjadi sorotan IMF. Karena anggaran yang digelontorkan untuk penanggulangan pandemi Covid-19 telah meningkatkan rasio utang di sebagian besar negara terhadap PDB.

IMF mendesak negara-negara untuk mengatasi masalah ini dengan membangun kembali penyangga fiskal mereka. Namun hal ini terkadang tidak menyenangkan secara politik dalam jangka pendek.

“Konsolidasi fiskal tidak pernah mudah, namun yang terbaik adalah tidak menunggu sampai pasar menentukan kondisinya," ujarnya.

Gourinchas mengatakan, konsolidasi fiskal yang kredibel dapat membantu menurunkan biaya pendanaan, meningkatkan ruang fiskal, dan stabilitas keuangan. Kuncinya adalah dengan memulai sejak dini, bertahap dan kredibel.

Reporter: Zahwa Madjid