Logam Mulia dan Perhiasan Jadi Penyumbang Terbesar Kenaikan Ekspor RI

ANTARA FOTO/Ampelsa/rwa.
Pedagang memperlihatkan berbagai jenis perhiasan emas kepada calon pembeli di pusat perdagangan logam mulia Pasar Aceh, Banda Aceh, Kamis (18/4/2024). Menurut pedagang, meskipun harga emas Antam cenderung menguat dan berada pada level Rp1.330.000 per gram atau naik Rp14.000 per gram dari harga sebelumnya namun animo masyarakat membeli emas lebih besar dengan persentase mencapai 90 persen sementara penjualan emas hanya 10 persen.
22/4/2024, 16.06 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, komoditas logam mulia dan perhiasan/permata menyumbang peningkatan terbesar terhadap ekspor Indonesia yang mencapai US$ 925,8 juta pada Maret 2024. 

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, ekspor produk industri pengolahan naik 21,45% yang disumbang oleh peningkatan ekspor logam dasar mulia.

Selaim logam mulia, ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 16,08% disumbang oleh peningkatan ekspor sarang burung.

"Komoditas dengan peningkatan terbesar dibanding Februari 2024 adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 925,8 juta dolar AS atau 206,58 persen," ujar Amalia dikutip dari Antara, Selasa (22/4).

Ekspor RI Naik pada Maret 2024

Amalia menyampaikan, nilai ekspor Indonesia Maret 2024 mencapai US$ 22,43 miliar atau naik 16,40% dibanding ekspor Februari 2024. Namun jika dibandingkan Maret 2023, nilai ekspor justru turun sebesar 4,19%.

Terdiri atas ekspor nonmigas yang mencapai US$ 21,15 miliar pada Maret 2024. Nilai ini naik 17,12% dibanding Februari 2024, dan turun 4,21% jika dibanding ekspor nonmigas pada Maret 2023.

Amalia bilang, peningkatan ekspor secara bulanan disebabkan oleh peningkatan ekspor nonmigas sebesar 17,12% dari US$ 18,05 miliar menjadi US$ 21,14 miliar. Demikian juga ekspor migas naik 5,62% dari US$ 1,21 miliar menjadi US$ 1,28 miliar.

Dari sisi migas, peningkatan ekspor disebabkan oleh peningkatan ekspor minyak mentah sebesar 2,37% menjadi US$ 201,3 juta dan ekspor gas alam naik 16,31% menjadi US$ 587,0 juta. Sementara ekspor hasil minyak turun 3,60% menjadi US$ 497,0 juta.

Komoditas lain yang juga meningkatkan nilai ekspor Indonesia adalah besi dan baja sebesar US$ 453,4 juta, lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 330,2 juta, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya US$ 149,9 juta dan bahan bakar mineral US$ 68,0 juta.

Kemudian berbagai produk kimia sebesar US$ 67,0 juta, alas kaki senilai US$ 50,7 juta, kendaraan dan bagiannya sebesar US$ 30,7 juta, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya senilai US$ 29,1 juta, serta bijih logam, terak, dan abu senilai US$ 18,8 juta.

Ekspor Terbesar ke Cina, AS dan India

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas pada Maret 2024 disumbang oleh negara Cina sebesar US$ 4,75 miliar, Amerika Serikat senilai US$ 2,19 miliar, dan India sebesar US$ 1,78 miliar. Ketiganya berkontribusi 41,22% terhadap total ekspor.

Sementara ekspor ke negara ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing mencapai US$ 3,78 miliar dan US$ 1,42 miliar pada Maret 2024.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada periode Januari-Maret 2024 mencapai US$ 62,20 miliar atau turun 7,25% dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara ekspor nonmigas secara kumulatif mencapai US$ 58,30 miliar atau turun 7,53%.

Reporter: Antara