Cerita UMKM di Samosir, Omzet Naik Karena Banyak Pengunjung Pakai QRIS

Katadata
Pelaku UMKM di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara sedang menjajakan barang jualannya dan menawarkan pembayaran melalui QRIS untuk memudahkan transaksi kepada pembeli pada Senin (29/4).
30/4/2024, 22.20 WIB

Transaksi kini bisa lebih mudah dengan berbagai macam layanan pembayaran digital. Salah satunya dengan metode pembayaran nontunai Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS.

Dengan layanan ini, para konsumen maupun pedagang bisa menggunakan sistem pembayaran canggih ini di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Pulau Samosir, Sumatera Utara.

Para pelaku UMKM di kawasan wisata Huta Siallagan, Pulau Samosir misalnya. Mereka telah menyediakan sistem pembayaran yang didukung QRIS, terutama dari aplikasi Livin' by Mandiri.

Pengusaha Suvenir Dian Kartika mengaku terbantu dengan adanya QRIS. Ia bercerita, banyak sekali para pengunjung yang tidak membawa uang tunai ketika berkunjung.

Wanita berusia 28 tahun ini pun menyediakan layanan QRIS untuk memudahkan wisatawan maupun pengunjung untuk melakukan pembayaran. Dia merasa cukup terbantu dengan adanya QRIS ini.

“QRIS sangat membantu penjualan karena biasanya, pengunjung tidak membawa uang sempat tidak mau beli. Tapi pas lihat ada QRIS, jadi bisa beli, terus bisa tambah belanjaan juga,” ujar Dian kepada Katadata.co.id, Senin (29/4).

Tak hanya memudahkan transaksi, kehadiran QRIS juga turut mendongkrak omzet atau pendapatan Dian. Dian bahkan bisa mengantongi omzet Rp 2 juta per hari berkat kemudahan layanan QRIS.

“Tapi jumlah pendapatan masih tergantung sama hari libur juga sih, seperti kemarin bulan puasa itu sepi tidak ada pengunjung lalu kembali ramai saat libur lebaran,” ujarnya.

Tidak Perlu Sediakan Uang Tunai

Tak berbeda, Bunga Ria Siallagan pun terbantu dengan adanya QRIS. Penjual berbagai macam pakaian hingga pernak-pernik khas pulau Samosir ini tidak perlu lagi repot menyediakan uang kembalian.

Namun wanita berusia 61 tahun ini menjadi kesulitan mendapatkan uang tunai secara cepat. Terkadang dirinya menyarankan para konsumen untuk membayar menggunakan uang tunai.

“Kita minta tolong sama tamu, dengan ramah tamah, kalau ada uang tunai usahakan [bayar] pakai uang tunai saja,” ujarnya.

Selain Dian dan Bunga, penduduk Indonesia sudah banyak menggunakan transaksi QRIS. Bank Indonesia (BI) bahkan mencatat jumlah pengguna dan transaksi QRIS meningkat setiap tahun.

Tercatat nominal transaksi QRIS meningkat hingga 175,44% secara tahunan (yoy) pada April 2024 dengan jumlah pengguna mencapai 48,12 juta dan jumlah merchant 31,61 juta.

Di lokasi ini, penjual tidak mengenakan tarif Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0,3% kepada konsumen. Pasalnya tarif, MDR tersebut harus ditanggung oleh pedagang dan tidak boleh dibebankan kepada pembeli.

Konsumen dapat menolak jika pedagang hendak mengenakan biaya admin tambahan jika hendak membayar dengan QRIS. Tarif MDR sebesar 0,3% hanya berlaku untuk transaksi lebih dari Rp 100.000.

Para pelaku UMKM di kawasan wisata Huta Siallagan, Samosir, Sumatera Utara telah menggunakan layanan QRIS sebagai metode pembayaran.

Reporter: Zahwa Madjid