Bank Sentral Amerika The Fed Menahan Bunga Acuan

ANTARA FOTO/REUTERS/Elizabeth Frantz/wsj
Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell
Penulis: Desy Setyowati
2/5/2024, 07.22 WIB

Bank sentral Amerika The Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25% - 5,5%. Level ini bertahan sejak Juli 2023.

“Ini karena kurangnya kemajuan lebih lanjut terkait upaya menurunkan inflasi ke level sesuai target 2%,” kata The Fed dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (2/5).

“Risiko untuk mencapai target harga dan ketersediaan lapangan kerja yang stabil, menuju keseimbangan yang lebih baik selama setahun terakhir,” The Fed menambahkan.

Dewan Kebijakan Federal Reserve atau Federal Open Market Committee (FOMC) menyampaikan, kecepatan pertumbuhan ekonomi Amerika solid di tengah jumlah lapangan kerja yang kuat dan pengangguran yang rendah.

Gubernur The Fed Jerome Powell menambahkan, inflasi masih terlalu tinggi. “Kemajuan lebih lanjut dalam menurunkan inflasi dan arah ke depan belum pasti,” ujar dia.

Pelaku pasar merespons positif pernyataan tersebut yang menunjukkan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan dalam pertemuan berikutnya. Indeks saham Dow Jones Industrial Average pun naik 0,23% menjadi 37.903,29.

Pengetatan Kuantitatif The Fed

The Fed mengurangi kepemilikan treasury atau surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Amerika, yang dikenal dengan pengetatan kuantitatif. Kebijakan ini diambil sejak Juni 2022.

Bank sentral secara bertahap meningkatkan jumlah gabungan obligasi dan hipotek yang diizinkan untuk dilepas tanpa diinvestasikan kembali menjadi total US$ 95 miliar per bulan.

Pengetatan kuantitatif tersebut mengakibatkan neraca bank sentral turun menjadi US$ 7,4 triliun, atau US$ 1,5 triliun lebih rendah dari level puncak pada pertengahan 2022.

Pada pertemuan terbaru, The Fed menyatakan akan mengurangi neraca keuangan ke tingkat yang lebih lambat mulai Juni. Selain itu, mengurangi jumlah obligasi atau treasury yang dilepas setiap bulan.

Bank sentral Amerika tersebut bakal menurunkan batas bulanan atas jumlah treasury yang dibiarkan jatuh tempo tanpa diinvestasikan kembali dari US$ 60 miliar menjadi US$ 25 miliar.

The Fed mempertahankan batas untuk efek beragun yang didukung hipotek alias mortgage-backed securities (MBS) yakni US$ 35 miliar per bulan. Selain itu, akan menginvestasikan kembali setiap kelebihan pembayaran pokok MBS ke dalam Treasury.

Ekonom di New York Tom Simons menjelaskan, langkah The Fed memperlambat laju keluarnya pengetatan kuantitatif berarti kebutuhan pendanaan untuk menerbitkan surat utang atau treasury akan menurun. Sebab, Departemen Keuangan tidak perlu lagi meminjam sebanyak mungkin untuk menutupi penebusan yang dilakukan oleh The Fed.

Di bawah pengetatan kuantitatif, kebutuhan pinjaman Departemen Keuangan secara efektif meningkat di tengah serangkaian operasi. Ketika obligasi yang dipegang oleh The Fed mencapai jatuh tempo, Departemen Keuangan menebus obligasi itu dan membayar The Fed dengan mengurangi jumlah yang diperlukan dari saldo kas yang disimpannya di The Fed.

Untuk menggantikan uang tunai yang dibayarkan kepada The Fed, Departemen Keuangan perlu menjual surat berharga baru.

Kini setelah The Fed memperlambat pengetatan kuantitatif, kebutuhan meminjam untuk membayar pelunasan obligasi atau treasury The Fed berkurang. Ke depan, pelunasan ini berjalan lebih lambat dan ada lebih banyak rollover yang datang dari The Fed. sehingga Departemen Keuangan perlu meminjam dari pasar jauh lebih sedikit.