Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pertumbuhan ekonomi yang solid mampu menunurunkan tingkat pengangguran. Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,11% secara tahunan (yoy) pada kuartal I 2024.
"Kualitas pertumbuhan juga meningkat signifikan tercermin dari penciptaan lapangan kerja yang cukup tinggi sehingga mampu menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ke level dibawah prapandemi," ujar Sri Mulyani dalam keterangan resmi, Senin (6/5).
Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi yang solid juga mampu mendorong penciptaan lapangan kerja. Hingga Februari 2024, sebanyak 142,18 juta orang sudah memiliki pekerjaan, atau naik 3,55 juta dibandingkan Februari 2023 sebanyak 138,63 juta orang.
Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2024 turun signifikan menjadi 4,82%, dari sebelumnya 5,32% pada Februari 2023, dan sudah berada di bawah TPT pada periode sebelum pandemi Covid-19.
Penurunan tingkat pengangguran terjadi karena jumlah penyerapan tenaga kerja meningkat. Sebanyak 3,55 juta orang bahkan sudah memiliki pekerjaan pada Februari 2023 - Februari 2024
Jika dibandingkan Februari 2023, seluruh lapangan usaha mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja. Tiga lapangan usaha dengan jumlah tenaga kerja terbanyak adalah pertanian 0,003 juta, perdagangan 0,85 juta, dan industri pengolahan 0,05 juta.
Dalam setahun terakhir, lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah akomodasi makanan minuman, perdagangan dan administrasi pemerintahan yang masing masing menyerap 0,96 juta, 0,85 juta, dan 0,76 juta tenaga kerja.
Dari jumlah penduduk usia kerja sebanyak 214 juta orang pada Februari 2024, sebanyak 149,38 juta orang merupakan angkatan kerja. Jumlah tersebut meningkat 2,41 juta orang jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 69,80%. TPK ini menunjukkan persentase penduduk yang termasuk angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja.
Selain pengangguran, proporsi pekerja informal juga menurun dari 60,12% pada Februari 2023 menjadi 59,17% pada Februari 2024.
Sri Mulyani optimistis penurunan proposi pekerja informal dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja secara nasional karena lebih banyak orang mendapatkan akses ke pekerjaan formal atau memiliki stabilitas pekerjaan yang lebih baik.
"Ke depan, APBN akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong akselerasi pertumbuhan, dan penciptaan lapangan kerja," ujarnya.