Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke level Rp 16.033 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (21/5). Padahal akhir perdagangan kemarin, rupiah ditutup pada level Rp 15.955 per dolar AS.
Pelemahan tersebut sudah diprediksi oleh sejumlah analis dan diperkirakan akan berlanjut pada penutupan perdagangan hari ini. Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memperkirakan rupiah berada di level Rp 16.120 per dolar AS.
"Pelemahan disebabkan risk off sentimen global karena dampak meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dan pernyataan Gubernur The Fed Atlanta Raphael Bostic, yang memperkirakan hanya sekali penurunan suka bunga The Fed pada 2024," kata Fikri kepada Katadata.co.id, Selasa (21/5).
Adapun yang dimaksud sentimen risk off adalah kondisi di mana investor atau pelaku pasar cenderung menghindari investasi berisiko tinggi. Sebaliknya jika risk on, investor memilih mengalihkan investasi ke aset berisiko dan imbal hasil tinggi.
Akibatnya, Index DYX menguat tadi malam. Index DYX merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya.
Dari domestik, sentimen defisit neraca berjalan dan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan Negara (RAPBN) melalui Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (PEM-PPKF) turut memengaruhi pergerakan rupiah.
Dalam kerangka ekonomi makro tersebut, rupiah ditargetkan Rp 15.300 - Rp 16.000 per dolar AS pada 2025 atau pada masa pemerintahan Prabowo Subianto.
"Faktor lain yang memengaruhi terkait sikap pasar dan investor yang masih wait and see menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini," kata dia.
Tak berbeda, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra juga melihat peluang pelemahan rupiah karena pelaku pasar masih menunggu data baru hasil rapat bank sentral AS, The Fed yang dirilis pekan ini.
"Sentimen soal pemangkasan suku bunga acuan AS masih menjadi penggerak harga di pasar keuangan karena the Fed tidak pernah memberikan kepastian soal langkah selanjutnya tapi hanya memberikan indikasi," kata Ariston.
Dengan kondisi itu, potensi pelemahan rupiah pada hari ini ke arah Rp 16.000 per dolar AS. Dengan level support atau pendukung di level Rp 15.930 per dolar AS.