Rupiah melemah ke level Rp 15.985 dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sesi pagi atau jelang rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) hari ini.
Padahal, akhir perdagangan Selasa kemarin (21/5), kurs rupiah masih Rp 15.978 per dolar AS. Pelemahan ini pun diwaspadai oleh para pelaku pasar maupun investor.
Sejumlah analis memperkirakan rupiah berpotensi kembali melemah karena pelaku pasar masih menunggu kepastian suku bunga acuan BI atau BI Rate pada periode Mei 2024.
"Kemungkinan pergerakan rupiah terbatas, antara Rp 15.920 hingga Rp 16.120 per dolar AS. Dengan kecenderungan rupiah melanjutkan tren depresiasi atau pelemahan," kata Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana kepada Katadata.co.id, Rabu (22/5).
Menurut Fikri, keputusan suku BI memang berpengaruh terhadap pergerakan rupiah tapi tidak terlalu banyak. Pasar lebih menanti dampak instrumen BI seperti term deposit valas, surat berharga dalam valutas asing (SVBI) dan sukuk dalam valuta asing (SUVBI) dalam menarik dana asing masuk.
Di sisi lain, pasar masih mewaspadai data atau informasi mengenai arah kebijakan suku bunga bank sentral AS, The Fed. Khususnya pernyataan Gubernur The Fed Christopher Waller, yang memberi sinyal bahwa The Fed akan kembali menahan suku bunga.
Tak berbeda, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra juga melihat sinyal pelemahan rupiah karena The Fed masih akan menahan suku bunga sampai inflasi AS mereda. "Potensi pelemahan ke arah Rp 16.050 per dolar AS dengan potensi level support di Rp 15.930 per dolar AS," kata Ariston.
Dengan kondisi ini, BI kemungkinan masih menahan suku bunga acuan meski tekanan terhadap rupiah mulai berkurang. Bank sentral masih mewaspadai ketidakpastian pasar keuangan yang masih tinggi.
Menurut Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong, para investor masih mencermati pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada malam ini terkait risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
"Investor juga perlu mencermati petunjuk arah ke depan kebijakan suku bunga BI. Sehingga rupiah pada hari ini diperkirakan pada level Rp 15.950 - Rp 16.050 per dolar AS," kata dia.