Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku telah membahas anggaran Program Makan Siang Gratis dengan DPR hari ini, Senin (24/6). Anggaran program presiden terpilih 2024-2029 itu mencapai Rp 71 triliun.
Airlangga memastikan program tersebut akan berdampak pada perekonomian nasional. Namun, Ketua Umum Partai Golkar ini belum merinci dampak yang dimaksud.
"Kami baru bicara amplop besarnya. Teknis program tersebut akan ada penjelasannya dalam RUU-nya nanti," kata Airlangga di Gedung DPR, Senin (24/6).
Airlangga menjelaskan proyeksi anggaran Rp 71 triliun didapatkan setelah mempertimbangkan prioritas daerah dan beberapa indeks perekonomian. "Salah satu daerah yang menjadi fokus adalah daerah tertinggal, terdepan, dan terluar," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengatakan, pemerintah akan mendanai program makan siang gratis secara bertahap. Luhut menghitung program makan siang gratis akan menelan anggaran hingga Rp 250 triliun secara tidak langsung.
"Anggaran awal kami mulai mungkin dengan Rp 20 triliun,” kata Luhut dalam acara MINDialogue di Jakarta pada Kamis (20/6).
Melalui skema ini, Luhut menyebut anggaran negara untuk mendanai program makan siang gratis dipastikan cukup. “Jadi saya pikir bagus, orang-orang takut nanti anggaran belanja kita tidak kuat padahal sebetulnya kondisinya mampu bertahan. Jadi tidak ada masalahnya,” ujarnya.
Melalui skema yang sudah disusun oleh tim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dapat dilihat bahwa dengan kondisi APBN defisit 2,5% Indonesia masih bisa mengalokasikan anggaran sebanyak Rp 612 triliun rupiah.
Dalam kondisi tersebut pula pemerintah masih bisa menyelesaikan sejumlah program lainnya disaat yang bersamaan. “Kita bisa menyelesaikan tol Sumatra, makan bergizi, dan kita juga bisa meneruskan pembangunan ibu kita nusantara,” ucapnya.
Luhut menyampaikan, program makan siang gratis telah dijalankan pada 93 negara dan bukan merupakan hal aneh. Menurutnya program ini bagus sebab banyak anak-anak Indonesia yang tidak pernah minum, makan daging atau telur.
“Jadi negara ini menurut saya kita tidak perlu khawatir, asal kita dapat mengurangi kebocoran pendapatan negara melalui digitalisasi, agar kondisi negara bisa membaik,” kata dia.