Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid optimistis nilai tukar rupiah dapat membaik pada kuartal ketiga tahun ini. Hal tersebut ia sampaikan usai bertemu dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Menara Kadin hari ini, Selasa (25/6).
Arsjad menyampaikan optimisme tersebut datang dari fundamental makro ekonomi nasional yang kuat. Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa Perry telah memberikan pengertian terkait pergerakan rupiah saat ini.
"Kalau pertumbuhan ekonomi bisa didorong pada kuartal ketiga tahun ini supaya devisa lebih banyak, ini akan menguatkan rupiah. Jika fundamental makro tetap dan bisa mendorong pendapatan devisa, rupiah harusnya bisa membaik pada kuartal ketiga tahun ini," ujarnya.
Walau demikian, Arsjad mengingatkan bahwa perekonomian global saat ini tidak baik-baik saja. Oleh karena itu, fokus lain dalam pertemuan dengan Bank Indonesia adalah seberapa kuat perekonomian nasional dalam menyerap guncangan ekonomi global.
Salah satu ancaman yang diperhatikan Arsjad adalah konflik geopolitik di Timur Tengah. Sebab, konflik tersebut akan berpengaruh langsung pada harga energi global yang akhirnya menjangkit ke dalam negeri.
"Antisipasi ancaman ini telah kami diskusikan bersama Dewan Penasehat Kadin dengan Pak Gubernur Perry. Apakah kita siap? Kita sudah belajar banyak dari krisis 1998. Itu modal awal pemerintah lebih siap menghadapi gejolak tahun ini," ujarnya.
Walau demikian, Arsjad menegaskan gejolak perekonomian tahun ini tidak bisa dibandingkan dengan krisis ekonomi 1998. Pada saat yang sama, kunci Indonesia dapat melalui gejolak perekonomian hingga akhir tahun adalah peningkatan serapan devisa.
Maka dari itu, Arsjad mendorong pemangku kepentingan untuk meningkatkan penggunaan fitur perdagangan dengan kurs lokal atau LCT. Untuk diketahui, setidaknya ada tujuh negara yang telah atau sedang menggodok aturan LCT dengan Indonesia, yakni Malaysia, Thailand, Jepang, Cina, Singapura, Korea Selatan, dan India.
Secara spesifik, Arjad mendorong pemangku kepentingan untuk menggunakan fitur QRIS dalam bertransaksi di tujuh negara yang telah bekerja sama dengan Bank Indonesia. Menurutnya, langkah tersebut akan menjaga saya saing mata uang Garuda dari Greenback.
"Kunci kita hari ini untuk memperkuat rupiah adalah membawa devisa masuk lebih banyak supaya kita kuat secara negara," ujarnya.