Pemerintah memperkirakan total pembayaran bunga utang pada tahun ini mencapai Rp 498,95 triliun, atau mendekati angka Rp 500 triliun. Nilai itu meningkat dari pagu pembayaran bunga utang pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 senilai Rp 497,31 triliun.
Berdasarkan Laporan Pelaksanaan APBN Semester I 2024, terungkap bahwa kenaikan bunga utang dari pembayaran utang luar negeri yang melampaui pagu karena kondisi keuangan dan ekonomi. Salah satunya dipengaruhi pelemahan rupiah.
Selain itu karena tingkat suku bunga acuan yang masih bertahan pada level yang tinggi sebagai imbas dari kebijakan higher for longer oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang memicu kenaikan cost of fund atau biaya dana.
Higher for longer adalah kondisi di mana bank sentral memutuskan untuk menjaga suku bunga tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama. Kebijakan ini untuk membantu mengendalikan inflasi dan harga.
Tren penguatan dolar AS yang ditunjukkan dari peningkatan Indeks Dolar AS (DXY) turut memengaruhi beban pembayaran bunga utang dalam mata uang asing. Dengan demikian, pemerintah harus membayar bunga utang lebih tinggi ketika dolar AS menguat.
Pemerintah memastikan anggaran bunga utang dalam negeri diharapkan masih mencukupi untuk membiayai beban bunga utang dalam rupiah. Meskipun sejak awal tahun terjadi peningkatan tingkat imbal hasil surat berharga negara (SBN), pemerintah berharap kondisi pasar keuangan akan mulai kondusif pada kuartal IV 2024.
Apalagi, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan mulai melakukan perubahan rezim kebijakan dari hawkish menuju dovish sehingga pasar menjadi lebih kondusif dan akomodatif.
"Dengan demikian, peningkatan bunga utang luar negeri diharapkan tidak berdampak terlalu memberatkan APBN, di mana secara total pembayaran bunga utang naik sebesar 0,3% dari APBN 2024," tulis pemerintah dalam laporan tersebut dikutip, Jumat (12/7).
Bunga Utang di Semester II 2024
Sementara pada semester II 2024, pemerintah diperkirakan pembayaran bunga utang sebesar Rp 258 triliun. "Dengan rincian pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp 236 triliun dan bunga utang luar negeri sebesar Rp 22,6 triliun" tulis
Dengan begitu, outlook pembayaran bunga utang tersebut mencapai 100,3% dari APBN 2024. Terdiri atas pembayaran bunga utang dalam negeri Rp 454 triliun atau 99,5% dari APBN 2024 dan bunga utang luar negeri Rp 44,6 triliun atau 110,2% dari APBN 2024.
"Outlook pembayaran bunga utang luar negeri diperkirakan akan melampaui pagu APBN 2024 sebesar 110,2%," tulis laporan tersebut.