Pertumbuhan ekonomi Cina melambat dan dalam kondisi terburuk selama lima kuartal terakhir. Dikutip dari Bloomberg, Selasa (16/7) belanja konsumen Cina yang goyah memberi tekanan pada para pembuat kebijakan untuk meningkatkan stimulus fiskal.
Produk domestik bruto Cina tumbuh 4,7 % pada kuartal II 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka tersebut lebih rendah estimasi yang dilakukan 28 lembaga.
Penjualan ritel Cina naik secara bulanan menjadi paling lambat sejak Desember 2022. Hal itu menunjukkan serangkaian upaya pemerintah untuk meningkatkan kepercayaan diri tidak banyak membantu menyegarkan kembali konsumen Cina.
Dalam survei yang dilakukan Reuters, pertumbuhan ekonomi Cina juga meleset dari perkiraan sebesar 5,1 %. Pertumbuhannya juga melambat dari ekspansi 5,3 % pada kuartal sebelumnya.
Perlambatan ekonomi juga berdampak langsung pada sektor konsumen. Pertumbuhan penjualan ritel tercatat merosot ke level terendah dalam 18 bulan. Hal itu dikarenakan tekanan deflasi memaksa bisnis untuk memangkas harga mulai dari mobil, makanan, hingga pakaian.
"Secara keseluruhan, data PDB yang mengecewakan menunjukkan bahwa jalan untuk mencapai target pertumbuhan 5 % masih penuh tantangan," kata Kepala Ekonom ING untuk Cina, Lynn Song.
Lynn mengungkapkan, jatuhnya harga properti dan saham serta pertumbuhan upah yang rendah di tengah pemangkasan biaya berbagai industri membuat daya konsumsi menurun. Hal itu menyebabkan peralihan dari pengeluaran untuk pembelian tiket yang relatif mahal menjadi pemenuhan konsumsi.
Pembuat jam tangan terbesar di dunia, Swatch Group melaporkan penurunan tajam dalam penjualannya. Perusahaan tersebut juga melaporkan penurunan laba di tengah permintaan yang lemah di Cina.
Krisis properti yang berlangsung selama bertahun-tahun semakin dalam pada bulan Juni karena harga rumah baru turun. Kondisi tersebut menghancurkan kepercayaan konsumen dan membatasi kemampuan pemerintah daerah yang terbebani utang untuk menghasilkan dana segar melalui penjualan tanah.
Stimulus Ekonomi
Analis memperkirakan pemangkasan utang dan peningkatan kepercayaan akan menjadi fokus utama pertemuan kepemimpinan ekonomi utama di Beijing pada pekan ini. Di sisi lain para analis menilai penyelesaian salah satu masalah dapat menyulitkan untuk memperbaiki masalah lainnya.
Pemerintah Cina menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,0 % pada 2024. Hal itu merupakan target yang menurut banyak analis ambisius dan mungkin memerlukan lebih banyak stimulus.
Perlambatan pertumbuhan yang lebih tajam dari perkiraan pada kuartal kedua mendorong Goldman Sachs menurunkan perkiraan pertumbuhan Cina pada 2024 menjadi 4,9 % dari 5,0 %.
"Untuk mengatasi permintaan domestik yang lemah, kami yakin pelonggaran kebijakan lebih lanjut diperlukan hingga akhir tahun ini, terutama di bidang fiskal dan perumahan," kata ekonom Goldman Sachs, yang dipimpin oleh Lisheng Wang.