Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Menguat, Investor Tunggu Pengumuman BI

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Pengunjung melihat pameran Temporer D'Commentry bertajuk Rupiah Berkisah Tentang Timur di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (12/7/2024).
Penulis: Rahayu Subekti
17/7/2024, 10.26 WIB

Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (16/7) ditutup melemah pada level Rp 16.179. Meski begitu, pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai hari ini ada potensi penguatan nilai tukar rupiah.

"Rupiah bisa menguat hari ini terhadap dolar AS dan sudah terlihat bergerak menguat pagi ini," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (17/7).

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.55 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.126 per dolar AS. Angka tersebut menunjukan ada penguatan rupiah sebesar 0,33 persen atau 53,00 poin.

Dia menjelaskan, penguatan rupiah tersebut mendapatkan dukungan dari data indeks harga barang impor. Begitu juga berdasarkan data penjualan ritel AS pada Juni 2024 yang secara bulanan tidak menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya.

"Ini artinya potensi untuk kenaikan inflasi yang tinggi di AS berkurang dan membuka jalan untuk pemangkasan suku bunga acuan di AS," ucap Ariston.

Dengan sentimen pemangkasan suku bunga acuan AS yang meningkat belakangan ini, Ariston menilai kemungkinan Bank Indonesia juga tidak akan menaikan suku bunga acuannya. Hal itu untuk menjaga nilai tukar rupiah hari ini karena kenaikan suku bunga berpotensi menimbulkan efek samping yaitu melambatkan ekonomi.

"Potensi penguatan rupiah bisa ke arah Rp 16.100 dengan potensi resisten pada kisaran Rp 16.200 hari ini," ujar Ariston.

Sementara itu, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memproyeksikan pergerakan rupiah hari ini dimungkinkan masih melanjutkan depresiasi.  Ia memprediksi rupiah bisa naik tipis pada level Rp 16.130 hingga Rp 16.270 per dolar AS.

Sentimen Rapat Dewan Gubernur BI

Fikri menjelaskan, faktor penopang penguatan adalah ekspektasi penurunan Fed Funds Rate di FOMC September yang sudah mencapai 100%. Bahkan, lanjut Fikri, sebanyak 8% di antaranya mengharapkan penurunan 50 basis poin.

Selain itu, Dow Jones juga ditutup kembali ke all time high semalam. Lalu hasil lelang SBSN kemarin juga mencatatkan kenaikan incoming bids ke angka Rp 27 triliun sehingga harapannya akan diikuti dengan appetite asing.

Pergerakan rupiah hari ini juga dibayangi oleh pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia atau RDG BI. Khususnya terkait dengan stabilitas rupiah dan bagaimana dorongan BI terhadap sektor rill atau kebijakan makroprudensial lanjutan setelah di RDG sebelumnya memberikan batasan permodalan bagi perbankan yang berlaku pada 1 Agustus 2024.

Sementara itu, Analis pasar uang Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan bergerak datar terhadap dolar AS. "Investor cenderung wait and see menantikan hasil rapat dewan gubernur BI sore ini. Kisarannya berada pada Rp 16.125 hingga Rp 16.225," tutur Lukman.

Reporter: Rahayu Subekti