Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menepis anggapan adanya komunikasi yang buruk dengan presiden terpilih, Prabowo Subianto. Ia berpendapat komunikasi terkait dengan proses transisi anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2025 berjalan dengan baik.
"Dalam proses politiknya, saya laporkan ke Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih. Komunikasi selama ini berjalan dengan baik," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (18/7).
Bendahara Negara itu juga memastikan Prabowo memiliki kepedulian yang tinggi dan mendukung semua proses penyusunan anggaran. Keseriusan proses transisi tersebut juga terwujud dengan terpilihnya Thomas Djiwandono sebagai wakil menteri keuangan (wamenkeu) II. Thomas atau akrab disapa Tommy merupakan keponakan Prabowo.
Fokus utama Thomas, Sri Mulyani menyebut, adalah menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja negara atau RAPBN 2025. Proses penyusunannya sedang dikerjakan Kementerian Keuangan.
Pembahasannya dipastikan tetap sesuai Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF). Rinciannya, defisit APBN antara 2,29%-2,82%, pertumbuhan ekonomi 5,1%-5,5, inflasi 1,5%-3,5%, suku bunga SBN antara 6,9%-7,2%, dan kurs nilai tukar rupiah antara Rp 15.300-15.900 per dolar AS.
Thomas mengatakan koordinasi sudah dilakukan scara konsisten sejak lama antara presiden terpilih dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. “Kami bekerja hampir 3,5 bulan dengan sangat intens dengan Wamenkeu, Menkeu, dan Dirjen," katanya.