Pengusaha Prediksi Aturan Mobil Wajib Asuransi Tak akan Bikin Penjualan Lesu

Fauza Syahputra|Katadata
Suasana pengunjung pameran GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (19/7/2024).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
23/7/2024, 13.50 WIB

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo menyatakan, kewajiban seluruh kendaraan bermotor memiliki asuransi tak akan berdampak signifikan terhadap penjualan mobil tahun ini. Kewajiban ini diatur dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 2023  tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan yang berlaku mulai Januari 2025.

Ketua I Gaikindo Jonkie Sugiarto mengatakan, sekitar 70% pembelian mobil di dalam negeri dilakukan melalui skema kredit yang notabenenya mencakup biaya asuransi. Hanya sekitar 35% pembelian mobil dilakukan secara tunai.

"Konsumen yang membeli mobil secara tunai pasti sanggup juga untuk membayar premi asuransi. Oleh karena itu, mungkin pengaruh UU No. 4 Tahun 2023 tidak terlalu signifikan," kata Jongkie kepada Katadata.co.id, Selasa (23/7).

Maka dari itu, Jongkie mengatakan pihaknya belum akan mengubah target penjualan 1 juta unit mobil pada tahun ini. Namun, Jongkie menyampaikan target tersebut dapat berubah sesuai dengan hasil transaksi di Gaikindo Indonesia International Auto Show  atau GIIAS.

Di sisi lain, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid mengkritik rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mewajibkan asuransi kendaraan bermotor mulai 2025. Ia berharap rencana tersebut ditunda hingga ada arahan dari pemerintahan baru.

"Menurut saya wacana ini diendapkan, beri kesempatan kepada pemerintah yang akan datang mengurusi seperti apa," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/7).

Pria yang biasa dipanggil HNW itu mengatakan, pemerintah sebaiknya berkaca pada polemik Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang menurutnya menambah beban masyarakat. Ia menyebut, rencana wajib asuransi kendaraan bermotor dapat menimbulkan polemik seperti Tapera.

"Tapera masih menjadi masalah, kemudian muncul hal-hal yang dipikirkan akan ada maslahatnya tapi ternyata menambah beban bagi masyarakat," katanya.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS itu mengatakan, institusi terkait seharusnya membuat kebijakan yang membuat masyarakat tenang. "Jangan malah membuat kebijakan yang belum dikaji secara matang dan membebani pemerintah yang akan datang," kata dia.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara berencana untuk melihat kondisi setiap Agen Penjual Mobil dalam waktu dekat untuk menentukan target penjualan tahun ini. Selain itu, Kukuh mengatakan GAIKINDO Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2024 akan menjadi faktor penentu apakah target penjualan 1 juta unit mobil tahun ini perlu diubah.

GIIAS 2024 akan berlangsung pada 18-28 Juli 2024. Secara rinci, Kukuh akan melihat jumlah kunjungan dan realisasi transaksi pada GIIAS bulan ini sebelum menentukan target penjualan tahun ini.

 Kukuh mengakui penjualan mobil sepanjang paruh pertama konsisten lebih rendah secara tahunan. PT Astra International Tbk mendata, angka penjualan mobil turun 19% menjadi 408.012 unit.

Namun, Kukuh melihat mulai ada perbaikan angka penjualan sepanjang kuartal kedua tahun ini. Total penjualan mobil per Juni 2024 naik hampir 50% dari 48.702 unit pada Mei 2024 menjadi 72.936 unit.

"Kalau jumlah transaksi di GIIAS 2024 lebih rendah dari GIIAS 2023 berarti sudah ada tanda-tanda penjualan tahun ini tidak mencapai 1 juta unit," ujarnya. 

Reporter: Andi M. Arief