Ekspor RI Capai US$ 22,21 Miliar pada Juli 2024, Terbesar dari Sektor Tambang
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 22,21 miliar pada Juli 2024. Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti menyebut, nilai ekspor tersebut naik 6,55% dibandingkan bulan sebelumnya dan naik 6,46% dibandingkan Juli 2023.
“Penyumbang utama peningkatan ekspor secara bulanan adalah sektor pertambangan dan lainnya, sementara secara tahunan adalah sektor industri pengolahan,” kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/8).
Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Juli 2024 naik 1,01% dibanding periode yang sama 2023. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 10,55% pada Januari-Juli 2024.
Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai US$20,79 miliar pada Juli 2024 atau naik 5,98% dibanding Juni 2024. “Ekspor nonmigas ini juga naik 5,87% jika dibanding ekspor nonmigas pada Juli 2023,” ujar Amalia.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Juli 2024 mencapai US$147,30 miliar atau turun 1,47% dibandingkan periode yang sama pada 2023. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$137,98 miliar atau turun 1,75%.
Ekspor Komoditas Unggulan RI
Amalia mengungkapkan, kinerja ekspor komoditas unggulan Indonesia berasal dari batubara, besi, baja, minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya. “Nilai ekspor komoditas tersebut memberikan kontribusi sekitar 28,43% dari total ekspor non migas Indonesia,” kata Amalia.
Dia menuturkan, nilai ekspor ketiga komoditas unggulan tersebut mengalami penurunan pada periode Juli 2024. Nilai ekspor batubara turun 0,07% secara bulanan dan 2,49% secara tahunan.
Sementara nilai ekspor besi dan baja turun 3,28% secara bulanan dan 8,07% penurunannya secara tahunan. Lalu nilai ekspor CPO dan turunannya mengalami penurunan 36,37% secara bulanan dan turun 39,22% secara tahunan.