Saran Bos BI agar Ekonomi RI Tumbuh Kencang di Tahun Pertama Prabowo

ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/aww.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan pemaparan kepada media terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Selasa (21/8/2024). BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap di level 6,25 persen, suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,5 persen, dan suku bunga lending facility tetap 7 persen.
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti
28/8/2024, 22.32 WIB

Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun pertama kepemimpinan Presiden Terpilih Prabowo Subianto mencapai 5,2%, sesuai dengan target dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara atau RAPBN 2025. Gubernur BI Perry Warjiyo menilai terdapat sejumlah sektor yang  berpeluang digenjot untuk mendorong ekonomi tahun depan. 

"Nanti 2025 kami perkirakan pertumbuhan ekonomi akan naik 4,8% sampai 5,6% dan titik tengahnya 5,2%," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (28/8). 

Perry menilai, perlu dilakukan perluasan penciptaan lapangan kerja dan upaya tambahan untuk menjaga daya tahan sektor industri padat karya.  mampu menjaga daya beli masyarakat, terutama kelas menengah yang menjadi motor penggerak roda perekonomian.

"Sektor-sektor yang perlu didorong adalah yang padat karya. Ini karena pertumbuhan kita banyak bertumpu ke sektor-sektor besar seperti ekspor. Memang sektor-sektor yang pertumbuhan ekonomi sektoral banyak yang kemudian padat modal," ujar Perry. 

Sektor padat karya yang perlu didorong, menurut Perry, antara lain adalah sektor pertanian, perkebunan dan perikanan, perdagangan besar dan eceran, serta UMKM. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,7%-5,5%, sedangkan perdagangan besar maupun eceran tumbuh di 4,3%-5,1%.

Sektor transportasi dan pergudangan juga diprediksi tumbuh kuat pada level 8,8%-9,6%. Ini sering dengan sektor informasi dan komunikasi yang juga akan tumbuh pada kisaran 8,3%-9,1%.  Industri pengolahan diprediksi hanya akan tumbuh pada kisaran 4%-4,8%, sedangkan sektor pertambangan  dan penggalian tumbuh 4,8%-5,6% pada 2025.

Disamping penguatan sektor tersebut, Perry meyebut investasi juga perlu didorong yang didukung dengan kebijakan riil. Jika hal tersebut dilakukan, Perry memprediksikan investasi pada 2025 akan tumbuh berkisar 4,3% hingga 5,1%. 
 

Reporter: Rahayu Subekti