Dicecar DPR, Mensos Risma Siapkan Bantuan untuk Kelas Menengah yang Terpuruk
Menteri Sosial Tri Rismaharini akan terus berusaha mencari data mengenai masyarakat kelas menengah yang rentan mengalami turun kelas, sehingga Kemensos dapat segera menyalurkan bantuan dan menjaga daya beli masyarakat.
Hingga kini, pihaknya belum memperoleh data pasti mengenai penurunan angka kelas menengah di Indonesia, baik dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), BPJS Ketenagakerjaan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, hingga Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
“Sekarang masih kami cari untuk mengejar itu tadi, supaya kelompok menengah yang rentan ini bisa kami cover sehingga daya beli mereka terjaga,” kata Risma dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR di Jakarta pada Selasa (3/9).
Memengaruhi Kualitas Bonus Demografi
Pernyataan tersebut ia sampaikan guna merespons pertanyaan anggota Komisi VIII DPR Hidayat Nur Wahid yang menanyakan sikap Kemensos dalam menangani fenomena kelompok menengah yang turun kelas belakangan ini.
Menurut Hidayat, fenomena tersebut seharusnya menjadi perhatian Risma jajarannya jajarannya. Karena fenomena ini akan memengaruhi kualitas bonus demografi dan pencapaian target menuju Indonesia Emas 2045.
“Apakah hal semacam ini juga sudah diperbincangkan, dibahas, dipersiapkan? Bagaimana mengatasi kelompok yang tadinya kelas menengah kemudian menjadi rentan miskin? Bagaimana kemudian mereka tidak menjadi miskin, syukur-syukur menjadi menuju kelas menengah menjadi tidak miskin lagi,” ujar Hidayat.
Ia menyebut angka masyarakat kelas menengah di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 57,3 juta orang. Akan tetapi, angka tersebut turun menjadi 47,8 juta pada tahun 2024.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPS, jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah mencakup 66,35% dari total penduduk Indonesia, dengan proporsi konsumsi pengeluaran mencapai 81,49% dari total konsumsi masyarakat.
Namun porsi kelas menengah mulai mengalami penurunan sejak pandemi Covid-19 dari 57,33 juta (21,45%) pada 2019 menjadi 47,85 juta (17,13%) pada 2024. Sementara jumlah masyarakat menuju kelas menengah meningkat dari 128,85 juta (48,20%) menjadi 137,50 juta (49,22%).