Singapura Jadi Surganya Orang Kaya Indonesia, Celios Ungkap Penyebabnya

123RF.com/Phuong Nguyen Duy
Ilustrasi ekonomi Singapura
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing
26/9/2024, 12.48 WIB

Singapura menjadi surga bagi orang kaya Indonesia. Para triliuner memilih tinggal di sana sambil menikmati kebijakan pajak yang rendah, sambil tetap meraup kekayaan dari Tanah Air. 

Nasib berbeda justru dialami kelas bawah Indonesia. Mereka harus berjuang memenuhi kebutuhan dasar dan banyak yang terjebak dalam siklus utang berbunga tinggi.

Hal ini tertulis dalam laporan terbaru Center of Economic and Law Studies (Celios) berjudul Pesawat Jet untuk Si Kaya, Sepeda untuk Si Miskin. "Ini menyiratkan ketimpangan antara sumber dan hasil kekayaan yang dipamerkan atau dinikmati," kata Direktur Keadilan Fiskal Celios Media Wahyudi Askar di Jakarta, Rabu (25/9). 

Selain pajak, Singapura juga menawarkan kualitas hidup yang lebih baik dan perlindungan aset bagi orang-orang kaya. Kondisi ini menjadi magnet bagi para triliuner, sambil tetap bergantung pada sumber daya alam Indonesia untuk menopang kekayaannya.

“Dengan kata lain, investasi dan keuntungan yang bersumber dari Indonesia mengalir tanpa kembali ke ekonomi domestik,” kata Media.

Korporasi besar, ia mengatakan, memiliki kekuatan finansial untuk menyewa jasa konsultan perbankan dan perpajakan global. Para triliuner dapat dengan mudah memindahkan pendapatan mereka ke negara dengan pajak rendah alias tax haven

 

“Mmreka dapat mengalihkan keuntungan dari negara dengan pajak tinggi ke negara dengan beban pajak yang lebih ringan,” ucapnya.

Kondisi tersebut juga membuat kesenjangan ekonomi semakin melebar. Dalam laporan tersebut, Celios menemukan kekayaan 50 triliuner teratas Indonesia setara dengan kekayaan rata-rata 50 juta orang di Indonesia. Total hartanya setara dengan 2,45% anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2024 dan 4,11% target penerimaan pajak tahun ini. 

 

 

Reporter: Rahayu Subekti