Pelemahan Rupiah Berpotensi Berlanjut Usai Serangan Rudal Iran ke Israel

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Senin (26/8/2024).
2/10/2024, 09.38 WIB

Sejumlah ekonom memproyeksikan rupiah akan melanjutkan pelemahannya hari ini. Hal itu dikarenakan kondisi konflik di Timur Tengah yang memanas setelah peluncuran rudal Iran ke Israel, Selasa (1/10).

“Kemungkinan rupiah masih melanjutkan pelemahan pada level 15.170 per dolar AS hingga 15.320 per dolar AS,” kata Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana, kepada Katadata.co.id, Rabu (2/10).

Fikri menjelaskan pelemahan nilai tukar rupiah hari ini akan dipengaruhi sejumlah faktor. Sentimen paling utama yang akan mempengaruhi nilai tukar rupiah hari ini yaitu meningkatnya ketegangan di Timur Tengah seiring dengan serangan rudal Iran ke Israel.

Tak hanya itu, data purchasing managers index atau PMI manufaktur Indonesia yang terkontraksi di level 49,2 pada September 2024. “PMI manufaktur Indonesia ini melanjutkan kontraksi tiga bulan berturut-turut,” ujar Fikri

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.15 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.220 per dolar AS. Meskipun diproyeksikan melemah, rupiah pagi ini mengalami peningkatan 14,00 poin atau 0,09% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Senada dengan Fikri, analis komoditas dan mata uang, Lukman Leong, juga memperkirakan rupiah akan melemah hari ini. Rupiah diperkirakan berkisar pada level Rp 15.150 per dolar AS hingga Rp 15.300 per dolar AS.

“Pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang menguat oleh sentimen risk off di tengah eskalasi Timur Tengah,” kata Lukman.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, menjelaskan sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat negatif sehingga indeks saham AS dan Eropa ditutup turun. Serangan Iran ke Israel juga menaikan ketegangan di Timur Tengah yang memicu aksi safe haven.

“Tapi pagi ini, kondisi tidak terlalu negatif di pasar. Indeks pasar Asia sebagian bergerak menguat dan nilai tukar nya juga menguat terhadap dolar AS. Ini mungkin bisa menahan rupiah tidak terlalu melemah,” ujar Ariston.

Ariston menilai pasar kemungkinan melihat Iran tidak akan mendapat dukungan internasional bila terjun dalam perang. Dia meramal kondisi tersebut membuat rupiah berpeluang melemah kembali hari ini ke arah Rp 15.250 per dolar AS.

 

Reporter: Rahayu Subekti