Riset Lokadata.id menunjukkan, mayoritas Generasi Z yang lahir pada 1997-2000 lebih cerdas dalam memanfaatkan bank digital dalam mengelola keuangan. Sebanyak 38% sudah menggunakan aplikasi fintech atau bank digital sebagai alat bantu perencanaan keuangan.
“Dibandingkan dengan milenial, Gen Z lebih memahami definisi bank digital,” kata Chief Data Officer Lokadata.id Suwandi Ahmad dalam acara Power Lunch “Dunia Baru Fintech: Praktis atau Berbahaya?” pada Rabu (9/10).
Penelitian ini juga menemukan bahwa 32% Gen Z memiliki pemahaman lebih baik tentang konsep bank digital dibandingkan kelompok usia yang lebih tua.
Penggunaan bank digital juga meningkat di kalangan anak muda. Sebanyak 73% dari mereka memilih bank digital karena fitur-fitur pengelolaan keuangan dan afiliasinya dengan aplikasi lain yang memudahkan dalam menabung dan mendistribusikan uang ke berbagai kantong.
Mereka tidak hanya memanfaatkan bank digital untuk menabung, tetapi juga untuk mengelola cash flow harian mereka secara lebih efektif. Selain menabung, sekitar 25% dari anak muda juga aktif berinvestasi di saham atau reksadana.
Selain sadar akan investasi, mayoritas Gen Z juga memiliki ketertarikan dalam hal membeli pengalaman. “Anak muda lebih pengen menghabiskan uang dalam hal game online, travel experience, dan sebagainya,” kata Suwandi.
Mereka cenderung menginvestasikan uang dalam pengalaman, seperti travel dan event besar, serta game online.
Ia menilai, pengeluaran digital semakin mendominasi anak muda lebih banyak menghabiskan uang untuk kebutuhan virtual. Hal ini terbukti dari hasil riset yang menunjukkan bahwa fitur top up e-wallet menempati peringkat satu dalam fitur bank digital yang paling sering digunakan oleh 74% Gen Z.
Adapun kelompok usia 25-35 tahun lebih cenderung menggunakan fitur bank digital untuk transaksi yang lebih kompleks, seperti transfer antarbank, dan pembayaran tagihan.