Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta dukungan Jepang untuk mendanai sejumlah proyek transisi energi di Indonesia. Hal itu ia sampaikan saat mewakili Presiden Joko Widodo memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 Asia Zero Emission Community (AZEC) di Vientiane, Laos.
AZEC merupakan inisiatif Jepang untuk mendukung transisi energi yang berkelanjutan, berkeadilan, terjangkau, dan inklusif. Salah satu prinsip utama dari AZEC adalah transisi energi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi di masing-masing negara yang juga turut mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Saya mengharapkan dukungan penuh dari Pemerintah Jepang untuk dapat segera merealisasikan proyek-proyek strategis AZEC melalui pendanaan inovatif dan membuka kesempatan bagi semua pelaku usaha dan pihak swasta sebagai upaya mewujudkan ekonomi inklusif yang berkelanjutan dan mewujudkan kemakmuran bagi kawasan ASEAN,” kata Airlangga dalam pernyataan tertulis, Sabtu (12/10).
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga menyampaikan perkembangan implementasi AZEC di Indonesia. Perkembangan tersebut mulai dari pembentukan AZEC Expert Group dan beberapa proyek yang telah berjalan.
“Indonesia telah membentuk AZEC Expert Group, yang efektif melakukan debottlenecking pelaksanaan proyek dan mengembangkan peta jalan komprehensif menuju emisi nol bersih di sektor energi, dalam sejumlah aksi nyata yang penting,” ujar Airlangga.
Beberapa proyek yang telah berjalan saat ini antara lain adalah Geothermal Project Phase 2 di Muara Laboh, Waste to Energy di Legok Nangka, Crude Coconut Oil Plant untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF), Pilot Project Peatland Restoration, dan Grid Interkoneksi Jawa-Sumatra. Selain itu, proyek Kayan Hydropower tahap I yang diharapkan dapat dimulai dalam waktu dekat.
Komitmen Transisi Energi
Airlangga menegaskan komitmen Indonesia untuk melakukan transisi energi melalui dekarbonisasi sumber energi serta pengembangan teknologi hijau. “Indonesia melakukan upaya transisi energi melalui pengembangan energi terbarukan secara masif, khususnya tenaga surya, air, dan panas bumi, serta pengurangan secara bertahap penggunaan pembangkit listrik berbasis batubara,” katanya.
Indonesia juga siap mengembangkan super grid untuk meningkatkan konektivitas dan penerapan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon. Begitu juga dalam mendorong mobilitas dan transportasi listrik, meningkatkan efisiensi energi di sektor industri, transportasi, dan bangunan, serta mengeksplorasi sumber energi baru seperti small modular reactor, hidrogen, bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dan amonia.
Pertemuan KTT ke-2 AZEC dipimpin bersama oleh Perdana Menteri Jepang Shigeru Ichiba dan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Muto Yoji. Selain itu juga diikuti oleh kepala pemerintahan atau perwakilan dari negara-negara anggota.
Airlangga mengapresiasi kepemimpinan Jepang dalam mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan dan bersih menuju emisi nol. “Indonesia menyambut baik kerja sama ini dan pertemuan KTT AZEC kedua ini menandai kepemimpinan dalam transisi energi di kawasan ASEAN,” ujar Airlangga.