Cerita Luhut Minta Izin Istri Sebelum Jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional

Instagram @luhut.pandjaitan
Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan (kanan)
Penulis: Sorta Tobing
21/10/2024, 15.25 WIB

Presiden Prabowo Subianto melantik mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional pada pagi tadi, Senin (21/10). Dengan jabatan barunya ini, ia akan bertugas mengelola dan meningkatkan efisiensi penataan perkonomian nasional.

Salah satu caranya dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui teknologi digitalisasi. "Presiden Prabowo meminta (saya) membantu tata kelola (pemerintahan) menjadi lebih baik dengan digitalisasi. Saya kira itu bisa membuat kita lebih efisien," kata Luhut di Istana Merdeka, Jakarta. 

Dalam akun Instagramnya, ia menceritakan, sebelum berangkat ke Istana Negara, Luhut sempat memeluk istrinya. Devi Simatupang tidak bisa mendampinginya karena harus melakukan pemeriksaan kesehatan. "Pesannya hanya satu, saya harus pandai-pandai jaga kesehatan sehingga bisa bekerja maksimal untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara," katanya. 

Prabowo sempat meminta izin kepada istri Luhut untuk memperbolehkan suaminya menerima tanggung jawab baru. Peristiwa ini terjadi pada 21 Juli 2024, saat Prabowo menghadiri acara Gala Dinner Akabri 67/70 di Gedung Sopo Del Tower, Jakarta. "Saat itu istri saya hanya tersenyum lebar saja," tulis Luhut. 

Luhut mengatakan siap dengan panggilan tugas baru tersebut. "Saya menerima amanat ini dengan penuh rasa tanggung jawab," kata jenderal bintang empat berusia 77 tahun tersebut. Tugas ini menjadi pengabdiannya kepada negara. 

Dewan Ekonomi Nasional akan bertugas memberi saran dan rekomendasi agar program prioritas di bidang ekonomi dapat berjalan dengan baik. Bentuknya sebagai economic think tank yang diisi oleh para pakar ekonomi. 

Ke depan, tulis Luhut, tantangan perekonomian Indonesia tidak ringan. "Ketahanan pangan, transisi energi, perkembangan teknologi termasuk AI (kecerdasan buatan), perubahan iklim hingga dinamika geopolitik kian kompleks ada di depan mata," tulisnya.